Kami juga sedang melakukan penyesuaian infrastruktur dan sarana prasarananya untuk program B50 ke depan,
Tanah Bumbu, Kalsel (ANTARA) - Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) menjamin ketersediaan energi terbarukan keberlanjutan melalui perkebunan kelapa sawit termasuk Biodiesel B50.
Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman saat peluncuran pabrik Biodisel B50 PT Jhonlin Agra Raya di Batulicin, Kalsel, Minggu, mengatakan, Indonesia memiliki kekuatan pangan dan biodiesel dengan menguasai 58 persen CPO di dunia.
"Untuk itu agar potensi ini dikelola dengan baik," kata Amran.
Amran pun menuturkan Biodiesel B50 akan memberikan dampak ekonomi, politik, dan sektor lain karena negara di Benua Eropa membutuhkan 2,6 juta kilo liter per tahun.
"Jadi sudah jelas target kita adalah bersiap untuk implementasi penggunaan Biodisel B50. Melalui peluncuran ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri sebagai pelopor implementasi B50 di tanah air," tutur Amran.
Sementara itu, Ketua Working Group B50 Andi Nur Alamsyah menyatakan, pemerintah berkomitmen memproduksi energi terbarukan sehingga mempermudah masyarakat untuk mendapatkan energi Biodisel B50 dengan harga terjangkau dan mengedepankan lingkungan hidup.
Alam mengatakan ketahanan energi merupakan salah satu faktor penting ketahanan nasional termasuk melalui B50 dapat mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurut Alam, tantangan pengembangan Biodisel B50 ke depan terkait pemenuhan bahan baku dari CPO dan upaya khusus meningkatkan kapasitas terpasang pabrik pada sisi Hilir termasuk meningkatkan efisiensi produksi pabrik hingga 90 persen.
Selain itu, Alam menyebutkan perlu inovasi dan teknologi untuk menyesuaikan spesifikasi B50, penyesuaian insentif biodisel dan introduksi teknologi baru, strategi komunikasi, serta memperkuat aspek legalitas.
"Kami juga sedang melakukan penyesuaian infrastruktur dan sarana prasarananya untuk program B50 ke depan," ungkap Alam.
Oleh karena itu, Alam menegaskan semangat kolaborasi dari semua pemangku kepentingan menjadi kunci pengembangan implementasi B50 yang melibatkan kementerian/lembaga teknis di pusat maupun daerah.
"Makna yang penting untuk ditekankan terutama mendorong pendekatan kebersamaan multi stakeholder juga kalangan perusahaan dan industri biodisel," ucap Alam.
Alam menambahkan perlu pendekatan kemitraan di dunia usaha dengan asas saling menguntungkan dan bersama-sama meraih visi misi pembangunan perkebunan yang berkelanjutan terutama untuk ketahanan energi nasional.
Pewarta: Taufik Ridwan/Sujud Mariono
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024