Hal tersebut merupakan temuan dari hasil rekam Satelit NOAA 18 pada Minggu (30/3) sore sekitar pukul 17.00 WIB yang diterima Antara, Senin, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.
Menurut data, ini merupakan yang pertama kalinya Riau tanpa "hotspot" sepanjang pertengahan hingga akhir Maret 2014.
Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri lewat pesan elektroniknya mengabarkan, situasi ini bukan berarti menghentikan upaya-upaya oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau.
Hal itu menurut dia, karena Satelit Terra dan Aqua malah merekam keberadaan 12 titik panas di Riau, dari total 53 "hotspot" di daratan Pulau Sumatera.
Data itu menyebutkan, 12 titik panas itu berada di empat wilayah kabupaten/kota meliputi Pelalawan, Kampar, Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti.
Terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan dan Meranti, masing-masing ada empat titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
Sementara itu, di Kabupaten Kampar, Satelit Terra dan Aqua merekam keberadaan tiga titik panas berada di Kecamatan Kampar Kiri.
Satu titik panas terakhir menurut data, berada di Kabupaten Indragiri Hilir, tepatnya di Kecaatan Pelagiran atau detailnya di Desa Rotan Semelur.
Said Saqlul Amri mengatakan, sajuh ini upaya pemadaman titik kebakaran lahan masih terus dilakukan tim atau satgas di sejumlah wilayah itu.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014