Jakarta (ANTARA) -
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengatakan bahwa Hari Konstitusi yang diperingati pada Minggu ini perlu menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk merefleksikan kembali praktik ketatanegaraan.

Dia merasa sudah saatnya konstitusi kembali direnungkan pasca 26 tahun Reformasi. Karena menurutnya kehidupan bernegara tidak mungkin terhenti dalam satu titik saja.

"Konstitusi jangan hanya dimaknai membangun dokumen hukum saja, karena sejatinya dia mengandung pandangan hidup, cita-cita, falsafah nilai-nilai luhur bangsa yang akan bermakna ketika membumi dalam ruang realita," kata Bamsoet dalam kegiatan Peringatan Hari Konstitusi di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Minggu.

Sepanjang berdirinya Republik Indonesia, menurutnya dasar negara telah melalui beberapa kali perubahan, mulai dari pemberlakuan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, UUD Negara Republik Indonesia Serikat, UUD Sementara, UUD 1945 Dekrit Presiden 5 Juli 1958, hingga UUD Negara Republik Indonesia yang sudah diamandemen pada 1999-2002.
 
Dia mengatakan setiap periodisasi pemerintah memiliki tantangan yang berbeda-beda. Tantangan itu, kata dia, bisa lahir dari bidang sosial, politik, ekonomi, kemajuan teknologi, hingga perbedaan cara pandang masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman.
 
Mantan Ketua DPR RI itu pun mencontohkan bahwa Amerika Serikat sudah mengamandemen terhadap konstitusinya sebanyak 27 kali, dan India juga telah mengamandemen konstitusinya lebih banyak dari Amerika Serikat.
 
Dia mengatakan bahwa MPR pun sejauh ini telah meraup berbagai aspirasi dari sejumlah tokoh bangsa. Menurutnya banyak yang berpendapat bahwa demokrasi Indonesia saat ini sedang berada di persimpangan jalan.
 
"Kita berpotensi kehilangan arah, kita mengalami disorientasi dalam mengartikan demokrasi kita ke depan," kata dia.
 
Pada hakekatnya sedemokratis apapun pemerintahan, menurutnya tidak akan menemui titik kesempurnaan. Namun serumit apapun tantangan yang akan dihadapi, menurutnya bangsa Indonesia tidak boleh lepas dari pilar-pilarnya yaitu Pancasila, UUD, hingga semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Baca juga: Wapres: Konstitusi harus jadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan
Baca juga: Anggota DPR nilai wacana pembentukan Angkatan Siber perlu diperjelas

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024