Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan sebanyak 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan terhadap individu yang diduga terpapar virus monkeypox (Mpox).

Pelaksana Tugas Dirjen P2P Kemenkes, Yudhi Pramono dalam konferensi pers yang digelar secara daring di Jakarta, Ahad, mengatakan belasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.

Laboratorium wilayah regional I berada di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Kota Medan Sumatera Utara, wilayah regional II di Kota Batam Kepulauan Riau.

Regional IV berada di Jakarta dan Pangandaran, Jawa Barat, regional V berada di Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah, regional VI berada di Kota Surabaya Jawa Timur, regional VII di Pulau Kalimantan yakni Kota Banjarbaru Kalimantan Timur.

Baca juga: Lebih dari 17 ribu kasus mpox terdaftar di Uni Afrika tahun 2024

Baca juga: China perketat kontrol perbatasan untuk cegah masuknya mpox


Kemudian, regional VIII Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Makassar dan regional XI di Papua.

Sebagian besar regional tersebut telah dilengkapi atau disediakan alat reagen untuk pemeriksaan Mpox. Sementara menurut Yudhi, untuk regional III (Sumatera Selatan), regional IX (Maluku), dan regional X (Maluku Utara) masih dalam proses penyediaan.

Kemenkes optimistis upaya mitigasi persebaran virus Mpox di Indonesia bisa lebih maksimal melalui penyiapan laboratorium kesehatan tersebut karena hasil dapat diketahui detil, dan mempengaruhi upaya treatment.

Di sisi lain, Yudhi mengatakan kesadaran masyarakat yang cepat memeriksa diri jika sakit yang mirip dengan gejala Mpox ke fasilitas kesehatan juga menjadi hal pendukung.

Gejala Mpox atau cacar monyet yakni ruam dan lesi di wajah, tangan, kaki, badan, mata, mulut atau kelamin. Kemudian, gejala lainnya yakni demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, lesu, nyeri otot dan punggung.

“Dari 54 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia yang memenuhi kriteria dilakukan WGS, seluruh berasal dari kelompok clade IIb di tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah,” ujarnya.*

Baca juga: Mpox melonjak di Afrika, IFRC tingkatkan respons

Baca juga: Prancis siaga penuh hadapi cacar monyet


Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024