London (ANTARA News) - Parade Ogoh-ogoh merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Caka 1936 juga berlangsung di ruas jalanan kota Brusel.

Kegiatan perayaan ini merupakan program tahunan Welcome to Brussels yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI Brusel), demikian Sekretaria Dua KBRI Brusel, Devdy Risa kepada ANTARA News di London, Senin.

Parade ini diikuti ratusan warga Indonesia di Belgia, serta masyarakat Hindu Bali yang datang dari Belanda, Perancis, Jerman, Swiss dan Romania. Prosesi Ogoh-Ogoh dipimpin oleh Ketua Masyarakat Hindu Bali di Belgia.

Prosesi ini juga bertepatan dengan festival Welcome to Brussels, sehingga penutupan jalan kota Brussels dilakukan atas dukungan Kepolisian Brussel.

Ratusan masyarakat Brussel menyambut antusias kehadiran parade empat Ogoh-ogoh berukuran raksasa yang menjulang hingga setinggi lima meter, yang menggambarkan Raksasa Detya Niwatakawaca, Arjuna menunggang kuda, Dewi Saraswati dan Hanoman.

Kemeriahan parade juga diwarnai sorak sorai peserta, gemerlap puluhan penari serta hentakan gamelan mengiringi laju barisan yang diikuti Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno dan Burgemeister (Walikota) Benoit Cerexhe.

Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno menyampaikan perayaan yang dihadiri tidak saja oleh masyarakat Hindu Bali namun berbagai unsur masyarakat menunjukkan nilai-nilai toleransi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia masih tetap terjaga di luar negeri.

Ia mengatakan Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang merayakan seluruh hari besar keagamaan, dan untuk itu, perayaan Nyepi di Brussel dinilai penting untuk senantiasa diselenggarakan.

Selain itu, anak-anak dari kelompok Taman Anak-anak Masyarakat Indonesia (Tamasya) juga membawa dua Ogoh-ogoh mini yang diarak oleh 15 anak-anak.

Parade Ogoh-ogoh yang mungkin merupakan yang terbesar di luar Indonesia ini, diadakan untuk yang ke-empat kalinya di Belgia, yang pada tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan di Parc Pairi Daiza di Kota Brugelette, sedangkan tahun 2013 dan 2014 di Kota Brussel.

Kegiatan diawali dengan peribadatan pada pagi hingga sore hari, lalu dilanjutkan dengan acara resmi yang dibuka dengan gamelan yang dimainkan Masyarakat Hindu Bali yang berdomisili di Belanda.

Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Banjar Shanti Dharma, I Made Wardana, menekankan pentingnya perayaan Nyepi bagi umat Hindu Bali, sebagai ajang introspeksi.

Acara diisi dengan berbagai tarian yang diiringi oleh Gamelan Saling Asah yang dimainkan masyarakat Bali di Belgia. Tariannya antara lain Tari Cendrawasih, Tari Pendet dan Tari Nelayan.(ZG)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014