"Bila perlu pada hari itu Panglima TNI bisa mengirim satu batalyon Kopassus, satu batalyon Kostrad, satu batalyon Marinir dan Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, mungkin terjun payung membawa bendera Indonesia dan Palestina," kata dia di Jakarta, Minggu.
Din mengatakan sudah mengusulkan kepada komite pelaksana aksi yang dipimpin pendakwah Zaitun Rasmin agar dapat menyiapkan aksi serupa dengan skala yang lebih besar.
Baca juga: HNW minta pemerintahan baru lanjutkan tolak penjajahan Israel
Din lalu mengatakan aksi serupa guna membela bangsa Palestina telah dilakukan beberapa kali sebelumnya dan akan terus diadakan hingga Palestina merdeka dari penjajahan Israel. Aksi juga akan terus dilakukan hingga segala bentuk penjajahan hapus dari muka bumi.
Adapun alasan dia bersama sederet tokoh termasuk Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan massa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) ini akan terus berlanjut lantaran salah satunya hutang budi pada Palestina.
Bangsa Palestina, kata Din, pertama mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan setahun sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, yakni tepatnya 6 September 1944 lewat radio dari Berlin.
Baca juga: Jumlah korban tewas di Gaza hampir mencapai 40.100 orang
Alasan kedua, yakni karena penjajahan, tragedi kemanusiaan masih berlanjut bahkan semakin menjadi-jadi. Merujuk amanah dalam pembukaan UUD 1945 terkait menghapus segala bentuk penjajahan dari muka bumi, maka bangsa Indonesia harus berjuang membela kemerdekaan Palestina.
"Maka siapkan diri, jaga stamina. Jangan ada yang mau terhasut. Jangan mudah terprovokasi. Kuatkan iman, kuatkan keyakinan bahwa apa yang kita lakukan ini dalam bahasa agama Islam adalah jihad fisabilillah," demikian kata Din.
Sebelumnya, aksi dari massa yang sama mengadakan Aksi Hari Solidaritas Internasional untuk Tahanan Gaza dan Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada awal Agustus lalu.
Dalam aksinya, mereka menggelar shalat gaib atas meninggalnya pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. Mereka berdzikir, selawatan, bernyanyi bersama dan orasi membela Palestina.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024