Jayapura (ANTARA News) - Sejumlah aktivitis dan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur Papua membentuk sebuah komunitas bernama Komunitas Riyana Waena guna mengampanyekan isu-isu kesehatan melalui film dokumenter dan buletin.
Ketua Komunitas Riyana Waena, Niko Tunyanan, di Jayapura Minggu mengaku, Komunitas Riyana Waena terbentuk setelah mereka mengikuti pelatihan tentang pembuatan film dokumenter dan menulis buletin dari Lembaga Bantuan Australia (Ausaid) Jakarta pada Februari lalu.
Niko mengatakan, mereka berupaya membentuk komunitas itu dengan modal nekat, namun berkomitmen untuk membantu mengangkat isu-isu kesehatan di Papua dalam bentuk film dokumenter dan tulisan di buletin. Dengan demikian, isu-isu kesehatan bisa menjadi isu bersama untuk dicarikan solusinya.
Sebelum pembuatan film, kata Niko, komunitas ini mendiskusikan topik yang hendak diangkat selanjutnya, dan melakukan investigasi lapangan kurang lebih selama satu bulan.
Menurut dia, komunitasnya berupaya menyuarakan isu kesehatan sampai ke kampung-kampung lewat film dokumenter dan tulisan karena dianggap paling ampuh. Sejak terbentuk Februari lalu, mereka sudah menghasilkan lima film dokumenter beserta buletin.
Pengambilan gambar kelima video film dokumenter tersebut di beberapa lokasi berbeda di Jayapura, di antaranya, di Puskesmas Pembantu Waena, Bumi Perkemahan (Buper) Perumnas I Expo Waena, Puskesmas Arso Kota, dan di Tanjung Elmo di Sentani, Kabupaten Jayapura.
Film dokumenter pertama berjudul Rumah Kasih berdurasi 10 menit dan "Kutunggu Demi Kesehatan Anakku" berdurasi delapan menit. Film ketiga, Aman Itu Sehat dengan durasi 11 menit, "Kalian Kemana ?" berdurasi tujuh menit dan Pesan Cinta Dari Suster berdurasi sembilan menit.
Lima film itu, katanya, sudah diputar di Sekolah Menengah Umum Taruna Bhakti Waena dan di Sekretariat Keuskupan Ciptaan Fransiskan Papua di Sentani pekan lalu dan direncanakan akan terus diputar di beberapa tempat lainnya.
Menurut dia, Riyana Waena adalah sebuah komunitas yang bergerak dengan semangat memberdayakan media alternatif untuk menyuarakan perbaikan sosial dan kesehatan di Papua. Komunitas ini didirikan pada Februari 2014 beranggotakan beberapa mahasiswa dari Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur dan sejumlah aktivis pemerhati kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Papua, drg. Aloysius Giyai memberikan apresiasi terhadap inovasi dan karya para mahasiswa dan aktivis pemerhati masalah kesehatan di Papua dalam bentuk film dokumenter dan tulisan di buletin Kesehatan.
"Saya menyampaikan terima kasih karena ada orang awam yang peduli tentang kesehatan baik person maupun kelompok. Bagi saya yang terpenting adalah apa yang menjadi sasaran dari kegiatan itu kemudian hasilnya seperti apa," katanya.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua, katanya, akan bermitra dengan berbagai kelompok termasuk komunitas Riyana Waena guna mendukung pengawasan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, membantu Dinas Kesehatan dalam mensosialisasikan program kesehatan.
Pewarta: Musa Abuba
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014