Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina optimistis mampu mempertahankan penguasaan pasar pelumas dalam negeri yang saat ini mencapai 55 persen, meskipun persaingan bisnis pelumas di Indonesia akan semakin ketat di masa datang. Menurut General Manager Pertamina Pelumas, Iqbal Hasan, di Jakarta, Rabu, penjualan pelumas Pertamina rata-rata mencapai 350.000 Kilo Liter (KL) per tahun atau sekitar 55 persen dari total penjualan pelumas nasional yang mencapai 625.000 KL. Angka tersebut, kata Iqbal, sesuai dengan data versi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). "Tetapi mungkin saja pada kenyataannya lebih tinggi," katanya saat peluncuran pelumas Enduro 4T khusus bagi sepeda motor 4 tak. Ia mengakui, penguasaan pasar pelumas Pertamina sekarang masih jauh dibandingkan saat belum maraknya pesaing. Di era pertengahan tahun 1990-an itu, menurut Iqbal, Pertamina mampu menguasai 90-95 persen pasar pasar pelumas. Seiring dengan kian banyaknya pemain di bisnis pelumas, pangsa pasar Pertamina pun terus turun hingga mencapai 55 persen. Munculnya banyak pemain di bisnis pelumas memang bisa dipahami mengingat omset dari bisnis ini mencapai Rp8 triliun per tahunnya. Iqbal meyakini bahwa persaingan sangat dibutuhkan agar Pertamina tetap mampu memproduksi pelumas sesuai dengan keinginan konsumen. Meski begitu, menurut dia, pemerintah perlu belajar atas kenyataan bahwa deregulasi bisnis pelumas membawa konsekuensi penurunan pangsa pasar pelumas Pertamina yang cukup signifikan. "Itu berarti penerimaan Pertamina yang notabene penerimaan negara juga berkurang dari penjualan pelumas," katanya. Dikatakan, pendapatan Pertamina dari hasil penjualan pelumas selama tahun 2005 mencapai Rp4 triliun dengan perolehan laba Rp900 miliar. Proyeksi pendapatan dan laba tahun ini, lanjut Iqbal, kemungkinan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, mengingat volume penjualan sedikit turun sehubungan dengan kenaikan harga bahan baku menyusul kenaikan harga minyak mentah belakangan ini.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006