Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama M Maftuh Basyuni berharap tidak ada perbedaan pendapat mengenai awal Ramadhan 1427 H, yang berdasarkan perhitungan melalui sistem Hisab akan jatuh pada Minggu, 24 September 2006. "Kemungkinan besar berdasarkan sistem Ru`yah (melihat hilal atau bulan baru.red) juga sama. Harapan saya juga begitu, sehingga tidak ada perbedaan-perbedaan," katanya di Kantor Wapres Jakarta, Rabu, usai bertemu Wapres Jusuf Kalla. Semua ormas Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU) dan Persis (Persatuan Islam) sepakat bahwa awal bulan Ramadhan itu jatuh pada hari Minggu, tanggal 24 September 2006. Dalam pertemuan dengan Wapres, Menag melaporkan tentang rencana pelaksanaan Sidang Itsbat Penetapan Awal Ramadhan 1427 H yang akan dilaksanakan di Kantor Pusat Depag, Lapangan banteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (22/9) malam. Selain itu, kata Menag, pemerintah mengharapkan agar pada Malam Takbiran, masyarakat diminta untuk tidak merayakannya secara berhura-hura, mengingat kondisi bangsa dan negara yang sedang prihatin. "Lakukanlah dengan sesederhana mungkin, tidak berkonvoi di jalan-jalan, tidak perlu hura-hura seperti yang sudah-sudah. Tetapi cukup dilakukan di masjid-masjid," katanya. Sementara itu, terkait soal kebiasaan sweeping yang dilakukan sejumlah ormas terhadap tempat hiburan malam, Menag meminta semua pihak agar selama bulan Ramadhan dapat saling tenggang rasa dan menghormati datangnya bulan suci tersebut. "Ini susah, sama-sama keras kepala. Yang disweeping (tempat hiburan) merasa dilindungi sehingga seenaknya sendiri. Begitu juga dengan yang melakukan sweeping, merasa dapat dukungan dari umat hingga juga bertindak seenaknya. Tapi menurut saya, masing-masing cobalah menggunakan hati nurani untuk saling tenggang rasa," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006