Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PB Percasi, Utut Adianto menyebut peraih gelar juara di Japfa Chess Festival 2024 bisa belum tentu juga menjadi juara Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024.

PB Percasi menggelar ajang Japfa Chess Festival 2024 di Gedung Serbaguna Senayan, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta mulai 17 hingga 23 Agustus. Ajang yang diikuti oleh 546 peserta tersebut bisa menjadi salah satu ajang persiapan jelang PON 2024.

"Ya mungkin bisa saja (juara di keduanya), tapi kalau jadi juara di Indonesia itu selalu ada faktor keberuntungan. Faktor keberuntungan sangat penting menurut saya," kata Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto kepada pewarta, Sabtu.

Turnamen ini menjadi acara perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dan HUT Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) ke-74 diikuti oleh 546 peserta yang berasal dari 21 provinsi. Selain itu terdapat sejumlah peserta dari mancanegara yang berasal dari Perancis, Malaysia serta Filipina.

Baca juga: 546 pecatur ikuti Japfa Chess Festival 2024
Baca juga: Indonesia sapu bersih medali emas di Eastren Asian Junior 2024


Turnamen ini juga diikuti oleh dua grand master (GM) dan delapan master internasional (IM).

"Ada harapan baru yang perlu kita catat. Catur ini termasuk olahraga yang menghasilkan uang. Kalau yang menghasilkan uang, itu pasti kompetisinya luar biasa berat. Juara dunia ada di situ. Ada olahraga yang tidak menghasilkan uang. Nah itu biasanya kita masih bisa berjaya. Catur ini kan hadiahnya gede, jutaan dolar," ujar Utut Adianto.

Japfa Chess Festival 2024 mempertandingkan tiga nomor, yakni catur standard menggunakan sistem Swiss 9 babak dengan durasi maksimal 90 menit plus 30 detik, catur cepat sistem Swiss 7 babak dengan durasi 10 menit plus 5 detik dan catur kilat sistem Swiss 7 babak dengan durasi 3 menit plus 2 detik.

Catur standard mempertandingkan sepuluh kategori, yakni senior terbuka, senior putri, veteran, antarperusahaan/instansi, junior putra (kelahiran maksimal 2006), junior putri (maksimal 2006), junior putra (maksimal 2010), junior putri (maksimal 2010), junior putra (maksimal 2014), dan junior putri (maksimal 2014).

Selain itu terdapat pertandingan dwi tarung grand master memperebutkan hadiah total 4.000 dolar AS.

Baca juga: Utut berharap turnamen kelas dunia digelar dua kali dalam setahun

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024