Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, mempertegas bahwa tidak ada masalah lagi terhadap rencana pembelian panser untuk melengkapi pasukan TNI ke Lebanon, dan pemberangkatan satu batalyon TNI ke wilayah tersebut masih menunggu keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Sudah selesai dan tinggal dilaksanakan saja," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu, berkaitan dengan pembelian 32 panser untuk Kontingen Garuda XXIII-A TNI ke Lebanon. Namun, ia mengungkapkan, anggaran untuk pembelian perangkat militer dan biaya pengiriman pasukan TNI ke Lebanon belum dicairkan. "Belum dicairkan, tetapi sudah ada kesepakatan bahwa harganya sudah wajar. Seluruh anggarannya Rp300 miliar," katanya. Anggaran senilai itu, menurut dia, sudah mencakup keseluruhan pembiayaan untuk pengiriman pasukan, biaya di lokasi maupun pembelian peralatan militer. "Pemberangkatannya menunggu gelar pasukan, dan menunggu keputusan PBB. Sekarang tertunda satu bulan, jadi 28 Oktober, lalu 28 Nopember dan gelombang ketiga sebelum Natal 2006," katanya. Mengenai harga satu panser yang sempat dipersoalkan anggota DPR, Menhan menjelaskan, sudah ada kesepakatan dengan DPR bahwa harga yang disepakati telah dicapai. Apabila, lanjut dia, semula harga yang ditetapkan pemerintah senilai 7.500 Ero, maka disepakati menjadi sekitar 6.000 Ero per panser, sedangkan harga ambulans disepakati di bawah 5.000 Ero, serta kendaraan komando di atas 6.000 Ero. Harga tersebut sudah termasuk peralatan pendukungnya dan persenjataan. Itu sudah lengkap," katanya. Ia pun menegaskan bahwa berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80/2003 dan Keputusan Menhan Nomor 06/2006 tentang Pengadaan Barang dan Jasa dibenarkan adanya penunjukkan langsung, karena kebutuhan mendesak dan adanya spesifikasi persenjataan. "Saya sudah berbicara dengan Menkeu," demikian Juwono Sudarsono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006