Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) menggelorakan semangat persatuan antarbangsa melalui pembentangan bendera nasional RI-Palestina dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia  di Tebing Alam Lematang, Lahat, Sumatera Selatan, Sabtu.

Tim pembentangan bendera Nasional itu beranggotakan Muhammad Fauzi, Masagus Farizi Hidayat, Zahfarina Wulan Agustin, Kautsar Ahmad Diozan, Lazuardi Bimahdi, Rizki Nia Rahmawati, Widya Halawa, dan Fabila Al-Akbar yang merupakan atlet panjat tebing tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Gemapala Wigwam Fakultas Hukum Unsri.

"Pembentangan bendera merah putih bersanding dengan bendera nasional Palestina ini adalah bentuk penghormatan kami, pemuda, kepada perjuangan para pahlawan nasional kita dan perjuangan seluruh warga Palestina sedang berjuang melawan kejahatan genosida hingga hari ini," kata Ketua Umum Gemapala Wigwam Fakultas Hukum Unsri Erico Carter saat dihubungi dari Jakarta.
Atlet panjat tebing organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Gemapala Wigwam Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang melakukan pembentangan bendera RI-Palestina di Tebing Alam Lematang, Lahat, Sumatera Selatan, Sabtu (17/8/2024). Pembentangan bendera dilakukan untuk menggelorakan semangat persatuan antarbangsa dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 tahun. (ANTARA/HO-Pubduk Gemapala Wigwam FH Unsri)



Baca juga: Korem 162/WB gelar parade bendera bawah laut di perairan Pulau Moyo


Semangat perjuangan untuk persatuan antarbangsa itu mereka representasikan melalui rangkaian proses ekspedisi pembentangan bendera yang berlangsung tidak sederhana melintasi hutan perbukitan.

Erico menjelaskan, jauh sebelum melakukan ekspedisi,  tim atlet harus menempuh pelatihan fisik dan teknik pemanjatan tebing dalam waktu cukup panjang, dan menguras tenaga di bawah pendampingan para mentor dan dukungan Dekanat Fakultas Hukum Unsri.

Dengan bermodalkan fisik yang prima dan dukungan moril itulah, kata dia, rekan-rekannya mampu memanggul beban tas yang berisi peralatan seperti tali berukuran 400 meter dan ragam alat pemanjatan yang berbobot 50 kilogram hingga berhasil membentangkan bendera nasional.

Bendera Merah Putih - Palestina yang berukuran 6 x 4 meter itu masing-masing dibentangkan menggunakan teknik pemanjatan tebing alam di puncak tebing berketinggian 130 meter.

Adapun lokasi pembentangan berada di Tebing Lematang, Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat atau berjarak sekitar 152 kilometer dari Kota Palembang, Ibu Kota Sumatera Selatan itu.

"Tim berada di lokasi sejak tanggal 15 Agustus yang lalu, mereka menempuh perjalanan memasuki hutan dan melintasi aliran sungai Lematang yang berarus deras. Alhamdulillah semua sehat, tantangan berhasil dilewati dan bendera bisa terbentang hari ini sesuai target," kata Mahasiswa Fakultas Hukum Unsri ini.
 
Atlet panjat tebing organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Gemapala Wigwam Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang bersama warga dan personel Komando Rayon Militer 405-07 Pulau Pinang upacara penghormatan bendera RI ​​​​di Tebing Alam Lematang, Lahat, Sumatera Selatan, Sabtu (17/8/2024). Pembentangan bendera dilakukan untuk menggelorakan semangat persatuan antarbangsa dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 tahun. (ANTARA/HO-Pubduk Gemapala Wigwam FH Unsri)


Pada kegiatan ini turut melibatkan personel Komando Rayon Militer 405-07 Pulau Pinang, Kepolisian Sektor Pulau Pinang, Camat, dan puluhan pemuda Desa Tanjung Sirih Lahat dan sekitarnya untuk bersama-sama melakukan upacara penghormatan bendera Merah Putih dan berdoa untuk para pejuang Tanah Air. ​​​​​​Termasuk, kata dia, mereka juga melakukan sosialisasi tentang bahaya melakukan pembakaran di sekitar areal hutan selama musim kering dan pembersihan bantaran sungai.

Baca juga: Wamendes PDTT ajak jajaran tingkatkan kualitas layanan publik

Erico berharap kegiatan ekspedisi pemanjatan tebing dan pembentangan bendera ini bisa memberi motivasi kepada para pemuda, utamanya bagi kalangan mahasiswa se-Indonesia untuk mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan yang positif, dan menanamkan nasionalisme di tengah derasnya arus informasi dan gaya hidup lintas budaya bangsa.

Selain itu, pihaknya juga menilai kegiatan ini sebagai bentuk eksistensi organisasi mahasiswa pencinta alam Indonesia (Mapala) yang tetap konsisten memelihara nilai-nilai sosial, nilai kebangsaan, lingkungan hidup dan terus belajar mengaplikasikan ilmunya untuk misi pemeliharaan hutan, sungai, tebing, laut agar tetap lestari.

 

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024