Jakarta (ANTARA) -
Dia menilai jika pemain lokal hanya berhadapan sesamanya, maka berdampak kurang baik untuk tim nasional, karena menyangkut tantangan menghadapi pemain asing yang berukuran tubuh dan kecepatan lebih bagus.
"Kalau tidak terbiasa dilawan maka akan sulit nanti," kata Mbot kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, kuota pemain asing telah mebuat atlet lokal lebih bagus saat membela tim nasional.
"Saat ini pemain-pemain luar sudah memiliki rata-rata pemain di atas 1,9 meter sampai 2 meter. Kalau pemain lokal tidak terbiasa melawan ukuran seperti itu, maka akan lebih sulit untuk bersaing dalam event-event internasional," kata mantan pemain Aspac itu.
Menurut dia, regulasi pemain asing akan berdampak bagus, tidak hanya dalam menarik minat masyarakat untuk menonton basket, tetapi juga positif bagi pemain lokal.
Baca juga: Koordinasi manajemen IBL dengan Perbasi dinilai sudah bagus
Apalagi, tambah Mbot, sudah ada pemain naturalisasi, sehingga semakin kompetitif untuk masuk timnas.
Pada IBL 2024, pengelola kompetisi melakukan langkah besar dengan menempuh tiga perubahan, yaitu sistem kandang-tandang, pembatasan total gaji maksimal pemain per musim, dan kuota pemain asing.
Sebelum musim 2024, IBL menggunakan format series dari satu kota ke kota lainnya, namun mulai tahun ini 14 klub peserta IBL melakoni total 26 pertandingan, dengan 13 kali laga kandang dan 13 tandang pada babak reguler.
Mengenai total gaji pemain, IBL membuat aturan maksimal gaji Rp10 miliar untuk seluruh pemain dalam klub.
Sementara, untuk kuota pemain asing, pengelola kompetisi membolehkan klub memiliki lima pemain asing, tapi hanya boleh dimainkan maksimal dua orang sekaligus dalam satu pertandingan.
Baca juga: 20 tim berburu gelar juara 3 Dekade Dash Basketball
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024