Warga yang dari pulau-pulau kecil dekat Belakangpadang, datang menggunakan kapal pancung miliknya masing-masing
Batam (ANTARA) - Peringatan HUT Ke-79 RI di Pulau Belakangpadang, Kota Batam, Kepulauan Riau berlangsung semarak, ribuan warga memadati pelabuhan untuk menyaksikan perlombaan perahu, mulai dari Sampan Belayar, Ketinting, Kiau, dan Kolek.

Pantauan ANTARA di Pelabuhan Pancung, Belakang Padang, Kota Batam, Sabtu, warga membanjiri pelabuhan tidak hanya berdiri di pinggiran pelabuhan Pancung, juga dermaga milik Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Batam.

Warga juga tampak berjejer di atas boat pancung yang parkir di atas perairan tepi Pelabuhan Pancung, dengan santai, ada yang duduk sambil berpayungan, ada pula yang asik berdiri sambil merekam dengan kamera ponselnya.

Kebanyakan warga yang datang ke Belakangpandang memadati dermaga berasal dari Kota Batam, dan tak sedikit yang datang dari pulau-pulau terluar, terdepan yang ada di dekat Pulau Belakangpandang, seperti Pulau Mecan, Pulang Sarang, Pulau Lengkang, dan Pulau Kasu.

Baca juga: Komunitas sepeda tua Indonesia semarakkan HUT RI di Palembang

Lia (39) warga Kota Batam, sengaja datang ke Belakangpandang untuk menyaksikan acara 17-an bersama suami dan anak-anaknya.

"Sengaja mau liat lomba Sampan Berlayar," kata Lia.

Ini kali kedua Lia datang ke Belakangpadang, setelah menjadi warga Batam. Walau harus mengeluarkan uang Rp40 ribu pulang pergi naik kapal dari Pelabuhan Sekupang menuju Belakangpadang dan sebaliknya tidak menjadi soal, untuk mendapatkan hiburan di akhir pekan.

"Yaa tak masalah yang penting terhibur," kata Lia.
Warga memadati Pelabuhan Puncang Belakangpandang, Kota Batam, Kepulauan Riau menyaksikan lomba perahu memperingati HUT Ke-79 RI, Sabtu (17/8/2024). (ANTARA/Laily Rahmawaty)


Sementara itu, warga yang dari pulau-pulau kecil dekat Belakangpadang, datang menggunakan kapal pancung miliknya masing-masing.

Satu kapal bisa membawa 12 orang sekaligus. Selain sepeda motor, kapal pancung menjadi moda transportasi masyarakat sekitar untuk beraktivitas antar pulau.

Warga yang hadir tampak terhibur dengan adanya acara lomba sampan berlayar dan boat race. Sejumlah kapal beradu kecepatan melintasi jalur yang sudah ditentukan oleh panitia.

Ketika salah satu kapal berhasil mencapai garis finish duluan, warga yang menonton bersorak bergembira. Terlebih bila ada di antara peserta lomba kebut-kebutan saling dulu-duluan untuk mencapai garis finish, warganya menyemangati dengan bersorak ria.

Baca juga: Perenang Tulungagung bentangkan bendera raksasa di atas kolam

Sukisno, atau yang akrab disapa Pakde Kisno menyebut ada beberapa kategori lomba perahu yang digelar oleh panitia HUT Ke-79 RI Pulau Belakangpadang, yakni sampan berlaya diikuti 38 peserta, speedboat kategori bebas dan standar 28 kapal, Ketinting kategori mesin dalam dan mesin luar sebanyak 27 peserta, dan dayung khusus peserta wanita sebanyak 21 peserta.

"Perlombaan sampan berlayar ini sudah jadi tradisi yang dimulai sejak tahun 1960, hingga kini masih kami pertahankan," kata Pakde Kisno.

Lomba perahu ini digelar dua hari sejak 16 hingga 17 Agustus. Sangking antusiasnya warga ingin menyaksikan ada yang rela bermalam di Belakangpadang sejak Jumat (16/8).

Guntur, petugas keamanan Pos Pembantu Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Batam menyebut ada beberapa warga yang izin menginap di dermaga Bea dan Cukai.

Khusus di 17 Agustus, dermana Pos Pelayanan Bea Cukai itu dibuka untuk masyarakat yang ingin naik dan turun kapal pancung miliknya.

"Biasanya dermaga ini tidak diakses masyarakat, tapi khusus hari ini kami persilahkan masyarakat mengakses untuk menonton perlombaan," katanya.

Dari dermaga Bea Cukai tersebut, selain menyaksikan para pengemudi kapal berbalapan, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan siluet kota Singapura yang terlihat jelas seperti lukisan gedung-gedung tinggi.

Pulau Belakangpadang, merupakan pulau terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Singapura.

Baca juga: Distan Mataram gelar lomba kucing kesayangan meriahkan HUT RI

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024