Mamuju (ANTARA News) - Organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) telah membangun delapan universitas di Tanah Air, kata Ketua Umum PBNU Dr KH Said Aqil Siroj MA di Mamuju, Sulawesi Selatan, Sabtu.
"Selama saya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah dibangun delapan universitas tersebar di seluruh wilayah Indonesia," katanya pada pelantikan pengurus wilayah NU Provinsi Sulbar.
Secara keseluruhan, NU telah memiliki 17 universitas di Indonesia yang akan membantu percepatan meningkatnya pendidikan bangsa ini.
"NU membangun universitas sebagai wujud kepedulian pentinnya pendidikan dibangun di negara ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.
Menurut dia, NU juga akan membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) untuk memenuhi kebutuhan papan masyarakat, membangun pesantren, dan sarana ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"NU berperan dalam membangun bangsa agar lebih maju dan berkembang di masa akan datang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia meminta agar dalam membangun bangsa ini tetap terjalin kebersamaan tanpa memandang agama dan suku, seperti yang pada zaman Nabi Muhammad SAW.
"Nabi Muhammad tidak pernah membangun negara Islam atau negara Arab, tetap membangun masyarakat Madinah yang di dalamnya banyak terdapat agama dan suku yang berbeda," katanya.
Dalam masyarakat Madinah itulah, Nabi Muhammad SAW memperjuangkan kebersamaan dan keadilan, masyarakat berbudaya dan beraklak mulia," katanya.
Sebelumnya (23/3), Kemdikbud membantu dua laboratorium teknik Universitas Sunan Giri (Unsuri) Surabaya untuk mengembangkan kualitas pendidikan setempat.
"Tapi, Ketua Umum PBNU Dr KH Said Aqil Sirodj batal meresmikan, karena mendadak sakit," kata Kepala Laboratorium Teknik Sipil dan Mesin Unsuri Ir Eddy Ernanto MP.
Di sela-sela peluncuran laboratorium teknik yang dilakukan salah seorang ketua Dewan Pembina Yayasan Unsuri Dr H Taufiqurrahman Saleh SH MHum, ia menjelaskan dua laboratorium adalah sipil dan mesin.
"Bangunan laboratorium itu bantuan Kemdikbud sepenuhnya, tapi peralatan mesin-mesin dalam dua laboratorium itu kami beli sendiri untuk praktik bagi 180 mahasiswa," kata ahli teknologi pertanian itu.
Eddy Ernanto yang juga dosen Universitas Brawijaya Malang itu mengatakan gedung laboratorium teknik sipil yang bersebelahan dengan gedung laboratorium teknik mesin itu dibangun dalam waktu dua bulan.
"Kemdikbud sendiri yang minta kami membangun secara cepat, namun bantuan itu merupakan stimulasi untuk kami yang akan mengembangkan laboratorium terpadu hingga lima lantai," katanya.
Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014