Pendidikan dasar adalah hak setiap warga negara
Temanggung (ANTARA) - Momentum unik dalam peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dilakukan ratusan warga Desa Campurejo, Tretep, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dengan mengelar upacara bendera di lokasi wisata Benteng Sata, desa setempat, Sabtu.

Kepala Desa Campurejo Agus Setyawan mengatakan para peserta upacara HUT Ke-79 RI yang terdiri dari warga desa dan para pelajar mengenakan seragam merah putih seperti baju seragam siswa sekolah dasar.

Para warga yang telah dewasa maupun berusia lanjut tampak bersemangat mengikuti pelaksanaan upacara tersebut.

Menurut Agus, pemilihan seragam merah putih untuk upacara merupakan salah satu bentuk dukungan dan kepedulian warga terhadap masalah pendidikan dasar.

Berdasarkan catatan data e-statistik Kabupaten Temanggung, pada tahun 2023 tercatat 391.175 dari 817.483 orang penduduk setempat yang tidak lulus/tamat sekolah dasar (SD).

"Artinya, hampir separuh warga Kabupaten Temanggung berstatus tidak atau belum tamat SD. Inilah yang menjadi keprihatinan kami," katanya.

Baca juga: Disabilitas di Taman Ayu gelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih

Menurut dia, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tersebut harus ditanggapi oleh pemerintah. "Pemerintah harus hadir secara nyata, mulai memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan sehingga tidak ada lagi alasan seseorang untuk memenuhi hak pendidikannya," ujarnya.

Agus menambahkan program wajib belajar 12 tahun harus diterapkan, juga pendekatan kultural, sosialisasi hingga pemberian bea siswa bagi mereka yang benar-benar kurang mampu.

"Pendidikan dasar adalah hak setiap warga negara. Dengan bekal pendidikan yang memadai, pembangunan kualitas manusia dan kemajuan sebuah daerah akan semakin mudah tercapai dan Desa Campurejo sangat peduli akan hal tersebut," imbuhnya.

Baca juga: Sekolah di Surabaya gelar upacara HUT ke-79 RI di Selat Madura

Mengenai dipilihnya Benteng Sata sebagai lokasi penyelenggaraan upacara peringatan HUT Ke-79 RI, Agus mengatakan hal itu karena benteng tersebut sarat monumental dan menjadi lokasi wisata kebanggaan warga setempat.

Desain bangunan yang klasik laksana benteng pertahanan era kolonial, ditambah pemandangan alam sekitar yang eksotis, menjadi alasan dipilihnya lokasi itu sebagai pelaksanaan upacara peringatan HUT RI.

"Tempat ini kami pilih karena mengandung makna yang amat dalam bagi warga. Selain bentuk fisik bangunan yang monumental, panorama alamnya juga luar biasa indah karena dikelilingi perbukitan. Banyak pengunjung datang untuk menyaksikan sunrise (matahari terbit) dari titik ini," katanya.

Baca juga: 50 petani Bali gelar upacara HUT RI di sawah, kaki Gunung Batukaru
Baca juga: Warga Kampung Aur Medan gelar upacara HUT RI di tengah Sungai Deli

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024