Frankfurt (ANTARA News) - Sejumpah eksekutif top Jerman mengkritik aksi AS dan Uni Eropa dalam menghadapi Rusia setelah aneksasi Krimea yang memicu krisis terburuk Timur-Barat sejak Perang Dingin, lapor koran Die Welt seperti dikutip Reuters.
Herbert Hainer, bos Adidas, berkata dia yakin Barat menunggu terlalu lama untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat.
"Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri andai sejak awal orang seperti Putin tidak semestinya menjadi bagian dari proses, alih-alih melakukan pembicaraan sampai keadaan sudah terlalu terlambat," kata dia.
Adidas punya ekposur besar di pasar Rusia dengan mengoperasikan 1.000 toko. Saham perusahaan ini jatuh 15 persen sejak awal tahun ini, yang sebagian karena sentimen krisis Krimea.
Uni Eropa, AS dan negara-negara Barat mengenakan sanksi kepada Rusia sebagai balasan atas pencaplokan Krimea. Barat telah mengancam sanksi lebih keras jika konflik meluas.
Rusia adalah mitra dagang terbesar kesebelas Jerman dengan volume perdagangan tahun lalu 76,5 miliar euro, kata asosiasi dagang Ost Ausschuss.
Banyak perusahaan khawatir kehilangan bisnis jika sanksi lebih berat dikenakan kepada Rusia. Sekitar 300.000 orang Jerman bekerja di Rusia dan Jerman yang merupakan perekonomian terbesar di Eropa menggantungkan 35 persen kebutuhan gasnya kepada Rusia.
Temui Putin
Sejumlah eksekutif Jerman mengambil serangkaian langkah untuk menjamin kelangsungan bisnisnya tak terancam.
Kepala jalan kereta api negara Jerman mengatakan pekan ini bahwa dia berencana mengunjungi Moskow, padahal sebelumnya Joe Kaeser, kepala eksekutif Siemens, mengundang kritik dari para politisi Jerman karena menemui Putin Rabu lalu.
Kepala eksekutif produsen baja ThyssenKrupp, Heinrich Hiesinger, mengatakan pengalaman masa lalu menunjukkan perubahan besar bisa dicapai jika Barat bekerjasama dengan Rusia ketimbang berkonfrontasi dengan negara itu.
"Kini kita menghadapi situasi di mana Rusia merasa dihadapkan pada dinding," kata dia seraya menyebut Rusia dan Barat mesti mencari solusi diplomatik untuk keluar dari krisis.
Bos raksasa perusahaan pengiriman DHL Frank Appel berkata kepada Die Welt bahwa dia yakin ada sedikit alternatif layak untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada gas Rusia.
"Mengingat kita tidak punya sumber daya alam yang besar di Eropa, kita akan selalu tergantung kepada pihak lain," kata dia.
"Saya ragu pada langkah alternatif apakah ketergantungan kepada Timur Tengah atau Venezuela akan lebih baik ketimbang kepada Rusia," kata dia seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014