Batam (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Belakang Padang menjadikan peringatan HUT Ke-79 RI sebagai momentum untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dengan menggelar pesta rakyat yang terdiri atas beberapa perlombaan serta atraksi budaya.

Camat Belakang Padang Ahmad Hanafi ditemui usai upacara 17 Agustus di Lapangan Upacara Belakang Padang, Sabtu, mengatakan ada sekitar 30 perlombaan yang dihelat menjelang dan saat peringatan 17-an.

"Totalnya hampir 30 kegiatan dilaksanakan. Motivasi kami melaksanakan pesta rakyat ini mau meningkatkan ekonomi masyarakat Belakang Padang pada khususnya, dan wilayah sekitar pada umumnya," kata Hanafi.

Pesta rakyat Agustus-an ini, kata dia, sudah dimulai rangkaiannya sejak akhir Juli untuk kegiatan olahraga yang memakan waktu panjang, seperti pertandingan bola voli, bola kasti dan sebagainya.

Sementara pesta rakyat yang memerlukan waktu singkat digelar dari 10 sampai 17 Agustus 2024, seperti lomba Joget Lambak, Pop Yeye, karauke berpasangan, fashion show janda, tari kreasi, busana kreasi merah putih, lomba balapan becak, dayung perahu, dan sebagainya.

Selain itu, juga digelar lomba yang sudah menjadi tradisi masyarakat di pulau terdepan Indonesia yang berhadapan dengan Singapura, yakni sampan layar.

Sampan layar menjadi tradisi masyarakat pesisir yang dilestarikan oleh Pulau Belakang Padang saat 17 Agustus, tidak hanya diikuti oleh masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat melayu dari Singapura dan Malaysia.

Namun untuk tahun ini, kata Hanafi, masyarakat Singapura dan Malaysia yang datang hanya untuk menonton, tidak ikut sebagai peserta.

"Kawan-kawan dari Singapura mengingat karena usia, mereka hanya datang untuk menonton dan meramaikan saja. Sampai sore semalam berbaur dari kawan-kawan Malaysia, Singapura mendukung kegiatan sampan layar boat race, dan kolek," ujarnya.

Lomba sampan layar ini diikuti 30 peserta yang datang dari berbagai pulau, seperti Pulau Karimun, Bulang, dan Galang. Sedangkan kolek atau boat race diikuti 16 tim saja.

Baca juga: 50 petani Bali gelar upacara HUT RI di sawah, kaki Gunung Batukaru

Baca juga: Kado HUT RI, masinis Indonesia mulai kemudikan Whoosh berpenumpang

Hanafi menyebut pihaknya tengah mendorong warga di Belakang Padang untuk meningkatkan peminat lomba tradisi kiau.

Peringatan 17 Agustus, lanjut dia, juga menjadi sarana buat melestarikan tradisi budaya lomba tradisional masyarakat pesisir seperti sampan layar, kiau, dan kolek.

"In Syaa Allah ke depan kami akan pancing minat-minat ibu-ibu dan bapak ikut melaksanakan kegiatan ini," katanya.

Pulau Belakang Padang menargetkan 500 kunjungan per hari. Rata-rata target ini tercapai, terutama di akhir pekan.

Hanafi mengatakan selama semester pertama 2024 peningkatan ekonomi masyarakat Pulau Belakang Padang menunjukkan arah positif.

"Alhamdulillah di pertengahan 2024, kawan-kawan dari pancung (perahu boat), becak, bercerita Belakang Padang sudah ramai, sudah meningkat ekonominya," kata Hanafi.

Pada puncak HUT Ke-79 RI, selain dilaksanakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, juga digelar lomba panjat pinang di atas air. Juga, tersedia stand-stand kuliner dari pelaku usaha Pulau Belakang Padang.

Berbagai jajanan tradisional hingga makanan khas Melayu tersedia, seperti roti prata, mie lendir, tes tarik dan sebagainya.

Sejumlah warung makan dekat pelabuhan Belakang Padang ramai dikunjungi pembeli, bahkan harus sabar antre.

Salah satu penjual roti prata yang ditemui, mengaku sudah habis puluhan porsi sejak buka hingga pukul 10.00 pagi.

"Alhamdulillah, lumayan ramai pembeli hari ini," ujarnya.

Belakang Padang salah satu kecamatan di daerah administrasi Kota Batam yang berhadapan langsung dengan Singapura. Pulau dengan julukan Pulau Penawar Rindu ini diakses menggunakan perahu motor atau pancung dari Pelabuhan Sekupang, Batam.

Tarif pancung ke Pulau Belakang Padang hanya Rp20 ribu per orang, memakan waktu perjalanan sekitar 15 hingga 20 menit dari Batam.

Selama perjalanan, disuguhkan hamparan laut dan gugusan pulau-pulau terluar Indonesia yang mengitari perairan. Menariknya, bisa melihat siluet Kota Singapura dengan bangunan pencakar langit yang terpampang bak lukisan hitam putih dari kejauhan.

Baca juga: Mencintai Indonesia dengan segala cara

Baca juga: Sekolah di Surabaya gelar upacara HUT ke-79 RI di Selat Madura

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024