Data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.05 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-3 dengan angka 164 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 74 mikrogram per meter kubik.
Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kinshasa, Kongo-Kinshasa di angka 165, urutan kedua Kampala, Uganda di angka 164, urutan keempat Hanoi, Vietnam di angka 135, urutan kelima Santiago, Cile di angka 110, urutan keenam Accra, Ghana di angka 99.
Lalu urutan ke tujuh Kolkata, India di angka 98, urutan ke delapan Dubai, Uni Emirat Arab di angka 96, dan urutan ke sembilan Sao Paulo, Brazil di angka 93, urutan ke sepuluh Incheon, Korea Selatan di angka 91.
Baca juga: Jumat pagi, kualitas udara Jakarta terburuk pertama di dunia
Baca juga: DKI perlu 71 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara
Baca juga: Luhut: Pabrik sekitar Jakarta bakal dipasangi sensor deteksi jenis gas
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024