Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto meminta bangsa Indonesia mewaspadai upaya-upaya lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing yang memanfaatkan isu Papua di forum internasional."Perkembangan terakhir, ada upaya dari LSM asing untuk menggunakan orang-orang terkenal seperti Desmond Tutu (peraih Nobel Perdamaian tahun 1984 -red) untuk melobi PBB guna mengangkat isu Papua ke forum internasional," katanya pada Rapimnas TNI 2006 di Mabes TNI Cilangkap, Rabu.Menurut dia, masalah Papua secara keamanan tidak begitu menonjol namun secara politis situasi di Papua sering kerapkali dimanfaatkan oleh LSM asing untuk dipolitisasi di forum internasional."Ini memang bukan `wilayah kita` (kewenangan TNI -red), namun upaya LSM-LSM asing untuk menggunakan orang-orang terkenal mengangkat masalah Papau di forum internasional perlu diwaspadai," ungkapnya. Djoko selanjutnya mengatakan, TNI tidak perlu kawatir dengan segala isu yang mengkaitkan masalah Papua dengan isu pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) dan isu lainnya sepanjang TNI dapat melakukan tugas, wewenang dan fungsinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain mencermati masalah Papua dalam Rapim yang juga dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, Panglima TNI juga menyoroti perkembangan di Poso, Sulawesi Tengah, dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Ia mengatakan dalam dua tahun ini konflik horizontal seperti di Aceh dan Poso relatif menurun. "Insiden-insiden kecil yang masih terjadi di Aceh merupakan suatu proses perdamaian abadi yang telah kita sepakati. Konflik-konflik kecil saat ini dikategorikan sebagai tindakan kriminal yang harus diselesaikan secara hukum oleh aparat di sana," katanya. Sementara masalah Poso, meski masih ada letupan-letupan, secara umum situasi di kawasan tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu. Pada hari pertama Rapimnas TNI 2006, selain diisi oleh pengarahan Presiden Yudhoyono, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono juga akan menyampaikan pengarahannya. Rapimnas TNI tersebut akan berlangsung sampai Kamis (21/9).(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006