... gerakan sederhana seperti ini tidak harus diambil sebagai "serum kebenaran"... "
Jakarta (ANTARA News) - Satu studi terbaru menunjukkan perilaku meletakkan tangan di dada dapat membuat Anda lebih dipercaya orang lain dan memaksa Anda untuk mengatakan yang sebenarnya.
Para peneliti dari University of Social Sciences and Humanities in Sopot, Polandia, Michal Parzuchowski, dan Bogdan Wojciszke mengatakan orang-orang lebih mungkin untuk mengatakan yang sebenarnya ketika mereka meletakkan tangan di hati mereka.
Mereka juga percaya efek sama saat orang mengangkat tangan mereka saat pengambilan sumpah.
"Empat studi menunjukkan gerakan simbol terkait kejujuran (meletakkan tangan di hati ) meningkatkan kejujuran yang dirasakan orang lain , dan meningkatkan kejujuran yang ditunjukkan dalam perilaku sendiri," tulis para peneliti dalam Journal of Nonverbal Behavior seperti dilansir Medical Daily.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, tim peneliti melakukan beberapa kali percobaan dengan jumlah partisipan dan objek percobaan yang berbeda-beda.
Pada percobaan ke dua misalnya. Tim peneliti meminta 37 mahasiswa untuk menilai calon pekerja mana yang mereka lebih percaya. Hasil percobaan ini menunjukkan hampir semua mahasiswa percaya pada calon pekerja yang meletakkan tangannya di dada saat berbicara.
Hasil percobaan serupa ditemukan pada percobaan ke tiga. Pada percobaan ini para peneliti meminta 48 siswa menilai penampilan wanita.
"Ketika ada kesempatan untuk berbohong tentang penampilan seseorang, orang-orang yang meletakkan tangan mereka di hati mereka tetap lebih jujur, bahkan jika itu berarti tidak sopan, " tulis tim peneliti.
Dasar dari percobaan ini hanya menunjukkan bahwa menempatkan tangan di dada (hati) mungkin memaksa kita untuk berperilaku lebih bermoral. Bagaimanapun, para pembohong dapat menggunakan teknik ini untuk memanipulasi orang lain agar percaya pada apa yang mereka katakan.
Oleh karenanya, Parzuchowski dan Wojciszke memperingatkan gerakan sederhana seperti ini tidak harus diambil sebagai "serum kebenaran".
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014