Halte-halte yang kami bangun telah dilengkapi dengan fasilitas disabiltas seperti guiding block

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghadirkan 10 halte yang ramah bagi disabilitas dan lima tempat pemberhentian Biskita di wilayah Kota Depok dan Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

"Halte-halte yang kami bangun telah dilengkapi dengan fasilitas disabiltas seperti guiding block dan area untuk kursi sebagai bagian dalam meningkatkan layanan Buy The Service atau BTS di Bodebek," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPTJ Kemenhub Tatan Rustandi seusai meninjau halte Biskita di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat.

Dalam meninjau halte Biskita di Depok, Plt Kepala BPTJ Tatan Rustandi didampingi Direktur Prasarana BPTJ Zamrides dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Zamrowi serta Sekretaris BPTJ Dedy Cahyadi.

Selain itu juga telah disediakan papan informasi rute, tempat duduk, pengisi daya baterai telepon genggam (charging station), kamera CCTV dan kipas angin guna meningkatkan kenyamanan serta keamanan pengguna transportasi tersebut.

Tatan menyampaikan bahwa dari 10 halte yang dibangun, dua halte berada di Kota Bekasi dan delapan halte lainnya berada di Kota Depok.

Kemudian lima tempat pemberhentian bus atau TPB Biskita yang disiapkan, satu berada di Kota Bekasi dan empat berada di Kota Depok.

"Di Kota Bekasi, dua halte dan satu TPB berada di Jalan Ahmad Yani. Sementara di Kota Depok ada lima halte dan satu TPB berada di Jalan Tole Iskandar dan satu halte tiga TPB berada di Jalan Raya Bogor. Adapun dua halte lainnya berada di Jalan Margonda," ungkap Tatan dalam keterangan di Jakarta.

Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa pembangunan halte di Kota Bekasi saat ini telah selesai pengerjaannya. Adapun di Kota Depok, tiga halte sudah dapat dimanfaatkan sementara sisanya akan selesai dalam waktu dekat.

Pembangunan halte dan bus stop ini merupakan bagian dari upaya BPTJ untuk menyediakan fasilitas transportasi yang lebih nyaman dan aman bagi masyarakat.

"Dengan adanya guiding block dan area kursi roda diharapkan pengguna Biskita yang memiliki keterbatasan dapat tetap menggunakan layanan angkutan umum massal ini," ucapnya.

Selain itu, untuk memudahkan pencarian informasi rute telah tersedia papan informasi rute sehingga pengguna bisa lebih mudah mengetahui jalur-jalur yang dilalui, sedangkan CCTV diharapkan dapat memberikan keamanan saat menunggu bus.

"Kemudian tempat duduknya juga nyaman dan disediakan tempat sampah untuk menjaga kebersihan halte," ujar Tatan.

Tatan menambahkan bahwa pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Depok untuk melakukan penyesuaian agar halte yang disiapkan di daerah itu tetap nyaman digunakan oleh masyarakat.

Tatan berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan dan dijaga dengan baik oleh masyarakat.

"Fasilitas ini mohon untuk dijaga, tidak dicoret-coret dan digunakan untuk kepentingan umum," imbuh Tatan.

Selain di Kota Bekasi dan Kota Depok, BPTJ juga telah menyerahkan 36 halte/shelter di Kota Bogor untuk layanan Biskita Trans Pakuan dengan rincian 24 halte permanen dan 12 halte portable.

Pembangunan ini diharapkan dapat mempercepat transformasi sistem transportasi di Jabodetabek menuju transportasi umum yang lebih modern dan efisien.

Dengan meningkatnya fasilitas, tambah Tatan, diharapkan lebih banyak masyarakat akan beralih ke transportasi umum, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, serta membantu mengurangi kemacetan dan polusi udara di kawasan perkotaan.

Baca juga: BPTJ: Biskita Trans Depok angkut 49 ribu penumpang 16 hari operasional
Baca juga: Kemenhub tingkatkan konektivitas di Bekasi dengan angkutan umum JRC

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024