Jadi rawa itu nggak cuma dibiarkan rawa, tapi bagaimana rawa itu betul-betul kita engineering, kita konstruksi sehingga bisa menjadi lahan produktif
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong agar rawa rawan yang ada di daerah Sumatera Utara tidak hanya dibiarkan begitu saja, tetapi diolah secara teknis dan konstruktif agar bisa menjadi lahan produktif.

"Jadi rawa itu nggak cuma dibiarkan rawa, tapi bagaimana rawa itu betul-betul kita engineering, kita konstruksi sehingga bisa menjadi lahan produktif," kata Wamentan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Dia menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan kunjungan kerja ke daerah tersebut dan mengikuti Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan Medan.

Ia mengajak jajaran pemerintah setempat agar bisa memanfaatkan lahan rawa yang ada menjadi lokasi pertanian yang produktif.

Menurut dia, saat musim hujan, rawa akan penuh dengan air. Namun hal itu bukan menjadi masalah karena bisa dibendung.

Untuk menjaga produktivitas, diperlukan upaya membendung air agar pada musim hujan rawa tetap bisa dimanfaatkan. Dengan demikian, lahan tetap dapat ditanami sepanjang tahun, baik saat hujan maupun kemarau.

"Artinya begitu musim hujan tiba rawanya penuh air, pada saat kemarau kan sedikit air bisa ditanami. Nah gimana kita bendung supaya pas musim hujan tetap bisa ditanami, sehingga yang tadinya lahan rawa bisa panen sekali setahun, bisa dua kali setahun, cukup-cukup bisa lebih baik dari itu," katanya.

Kementerian Pertanian mendorong perluasan areal tanam padi di Sumatera Utara untuk mencapai swasembada pangan, dengan tujuan meningkatkan produksi beras dan memastikan ketahanan pangan di provinsi tersebut.

"Sejumlah capaian PAT di Provinsi Sumatera Utara yang hingga saat ini masih terbilang kecil, yaitu baru 4 ribu hektar. Oleh karena itu, jajaran di Dinas Pertanian Sumatera Utara untuk mengakselerasi percepatan realisasinya," ujarnya.

Ia menerangkan, PAT merupakan upaya Kementerian Pertanian dalam rangka menjaga produksi pangan strategis utamanya padi di tengah ancaman kekeringan dan fenomena El Nino.

Sudaryono menuturkan, PAT dijalankan melalui optimalisasi lahan rawa, penanaman padi gogo dan solusi cepat pompanisasi.

Ia menjelaskan bahwa jika target ini dicapai lebih cepat, maka persentase akan segera meningkat. Laporan menunjukkan bahwa desain Oplah sudah mencapai 99 persen dan dilengkapi dengan SID.

"Pak Kadis kalau ini dicapai lebih cepat, tentu presentasenya akan cepat meningkat. Kami mendapatkan laporan Bapak Panglima, bahwa Oplah ini kan artinya sudah ada SID-nya, desainnya sudah 99 persen," ucapnya.

Ia juga meminta perhatian dari jajaran TNI khususnya Kodim yang turut membantu perluasan areal tanam di daerah tersebut, ia berharap semua pihak fokus untuk mempercepat penyelesaian program itu.

"Nah ini kami mohon betul-betul untuk bisa, karena desainnya sudah ada. Maka kami mohon kepada semuanya untuk menjadi perhatian," katanya.

Meski begitu, Wamentan mengapresiasi capaian pompanisasi Sumatera Utara yang sampai tanggal 10 Agustus 2024 sudah mencapai 80 persen. Artinya, dari target 49.704 hektare sudah terealisasi 43.218 hektare.

"Pompanisasi target 49 ribu hektae, bukan berarti kalau sudah 49 ribu terus berhenti. Boleh Pak, 100, 120, 200 persen boleh. Bukan terus dibatasi, hanya boleh segitu. Jadi boleh lebih banyak," katanya.

Wamentan menambahkan bahwa sampai akhir tahun nanti, total target PAT Sumatera Utara mencapai 97.000 hektare, dimana 30 persen di antaranya merupakan optimasi lahan rawa.

Di sisi lain, Wamentan juga mengingatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera melakukan penyerapan hasil panen raya secara maksimal.

Menurut dia, peran Bulog sangat diperlukan mengingat saat ini target Optimasi Lahan (Oplah) Rawa Sumatera Utara termasuk yang paling besar, yakni sekitar 30 ribu hektare.

"Jangan sampai orang sudah bekerja siang dan malam. Jadi ini menjadi perhatian sehingga harganya tidak jatuh," ujar Wamentan.

Baca juga: Wamentan RI cek program pompanisasi di pedalaman Aceh Besar 
Baca juga: Wamentan: Pemerintah beri insentif petani untuk tingkatkan produksi 
Baca juga: Wamentan minta lahan tidur dioptimalkan untuk produktivitas pertanian

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024