Tehran (ANTARA) - Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Qatar mengatakan negosiasi mediasi untuk menegakkan gencatan senjata di Gaza telah mencapai tahap kritis.

Hal itu disampaikan Al Thani saat berbicara dengan rekannya Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani yang menekankan pentingnya menekan Israel untuk menghentikan genosida terhadap warga Palestina.

“Dalam percakapan telepon yang diprakarsai oleh Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, kami membahas perkembangan terkini mengenai kejahatan rezim Zionis di Gaza dan cara untuk menghentikannya,” kata Kani dalam sebuah pernyataan, Jumat.

Kani mengatakan mereka membahas negosiasi yang sedang berlangsung di Doha yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas.

"Al Thani merujuk pada pertemuan yang diadakan oleh Qatar mengenai perundingan gencatan senjata, menggambarkan hasil dari tahap pembicaraan ini sebagai hal yang krusial,” ucap pejabat Iran tersebut.

"Saya menekankan perlunya melanjutkan upaya praktis yang komprehensif dan langkah-langkah diplomatik untuk menghentikan genosida Zionis di Gaza," tambahnya.

Pada Kamis pagi, pembicaraan penting dimulai di ibu kota Qatar, Doha, untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza.

Negosiasi ini melibatkan Direktur CIA AS William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Kepala Intelijen Mesir Jenderal Abbas Kamel, dan Kepala Mossad Israel David Barnea.

Hamas menolak untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut dan menuntut agar Tel Aviv mematuhi kesepakatan yang dibuat pada Juli berdasarkan proposal yang didukung oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei yang awalnya diterima oleh Hamas, menurut media Israel.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan pada Oktober lalu oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Sejak saat itu, serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina.

Lebih dari 10 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

Sumber : Anadolu-OANA

Baca juga: Inggris : Sangat mendesak Israel-Palestina mencapai kesepakatan
Baca juga: Biden, Harris dapat arahan terkini soal Timteng jelang negosiasi Doha
Baca juga: Hamas tidak akan ikut dalam perundingan gencatan senjata Gaza

 

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024