Wakil bupati (Wabup) Gorontalo Utara, Roni Imran, Jumat, mengaku, kerja sama pemkab dengan pemerintah daerah Ehyme, Jepang, segera berlanjut di bidang pengembangan komoditi pertanian unggulan yang bebas bahan kimia, dan tidak mengandung unsur-unsur cemar seperti mercury dan sianida.
"Tahun 2015 nanti, kita berpeluang mengekspor sayuran dan beras ke Jepang, dengan harga yang sangat menjanjikan," ujar Wabup.
Seperti nilai jual beras yang bisa mencapai Rp100 ribu/kilogram.
Untuk mendorong tujuan tersebut, pemkab akan mulai menggencarkan kampanye pelestarian lingkungan, sebagai syarat yang diajukan dewan ekonomi Ehyme-Jepang.
Jika daerah ini berhasil menata lingkungannya, termasuk pengelolaan sampah yang tepat dipastikan target pengembangan dan produksi komoditi sayuran dan beras akan tercapai.
"Pemkab akan mendorong masyarakat menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bebas sampah sehingga berdampak positif bagi iklim pertanian daerah dan memiliki kondisi yang sama seperti di Ehyme," ujar Wabup.
Dengan begitu, daerah ini akan menjadi daerah kedua di Indonesia setelah Kabupaten Bantaeng, yang akan mengekspor komoditi sayuran dan beras dengan kuantitas banyak dan kualitas terjamin.
Rencananya, pemkab akan menjadikan Kecamatan Tolinggula, Biawu, Sumalata sebagai wilayah penghasil sayur serta Ponelo Kepulauan, Kwandang dan Tomilito sebagai penghasil beras.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014