Semarang (ANTARA) - Universitas Diponegoro Semarang menyebutkan 10 mahasiswa baru yang diduga keracunan sehingga harus dibawa ke rumah sakit (RS) sudah diperbolehkan pulang.

Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip Utami Setyowati dalam pernyataan di Semarang, Jumat, menyampaikan setidaknya ada 11 mahasiswa baru Sekolah Vokasi Undip yang mengalami gangguan kesehatan, seperti diare karena makanan.

Dia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi saat mahasiswa baru Sekolah Vokasi Undip mengikuti kegiatan pengenalan di kampus Undip Pleburan Semarang, Kamis (15/8) kemarin.

Menyikapi hal tersebut, kata dia, panitia kegiatan segera bertindak dengan memberikan bantuan membawa 11 orang tersebut ke Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang untuk mendapatkan perawatan.

Dari 11 orang yang dibawa ke RS Roemani, kata dia, 10 orang langsung diperbolehkan pulang, sedangkan satu orang sempat dirawat di instalasi gawat darurat (IGD), namun saat ini sudah di ruang perawatan dengan kondisi sehat

Baca juga: Undip Semarang klarifikasi penghentian Prodi Anastesi oleh Kemenkes

Terkait dengan penanganan kesehatan mahasiswa baru saat kegiatan penerimaan mahasiswa baru (PMB), Sekolah Vokasi Undip, khususnya di Kampus Pleburan telah bekerja sama dengan RS Roemani.

Apabila ada keluhan kesehatan dari mahasiswa baru, kata dia, mahasiswa dapat langsung dibawa panitia ke RS Roemani sehingga dapat ditangani dengan cepat dan baik.

"Semua biaya perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap ditanggung oleh Sekolah Vokasi Undip," kata Utami.

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa Undip diduga mengalami keracunan saat menjalani PMB sehingga harus dilarikan ke RS Roemani Semarang.

Juru Bicara RS Roemani Muhammadiyah Semarang Sigit Budiarto membenarkan adanya sejumlah mahasiswa Undip yang masuk IGD.

Mahasiswa Undip dilarikan ke RS Roemani mulai pukul 12.00 WIB dan terus bertambah hingga jumlahnya mencapai belasan orang.

Baca juga: Peneliti Undip kembangkan alat pengering untuk industri teh hijau
Baca juga: Undip kirim 7.254 mahasiswa KKN di 12 daerah

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024