Beijing (ANTARA) - Di sebuah pabrik seluas 70.000 meter persegi di Zhengzhou, Provinsi Henan, China tengah, dengung suara mesin berpadu dengan gerakan robotik seiring pusat industri konvensional ini mengalami transformasi digital.
Robot kini menangani pekerjaan bongkar muat dan penyortiran material, sementara sistem otomatis yang didukung oleh 5G dan Internet of Things (IoT) mengelola pengelasan dan pemotongan di Zhengzhou Coal Mining Machinery (Group) Co., Ltd.
"Kami sudah mendigitalkan seluruh proses produksi, menggandakan efisiensi, serta meningkatkan penggunaan ruang hingga 50 persen," kata Wang Yongqiang, wakil manajer di perusahaan tersebut, seraya menambahkan bahwa pabrik digital ini sekarang menjadi kunci bagi pertumbuhan kami yang rendah karbon, pintar, dan efisien.
Didirikan pada 1958, perusahaan tersebut telah berkembang menjadi pemasok peralatan dan teknologi pertambangan batu bara mekanis penuh terbesar di dunia, terus meningkatkan standar global dalam sistem pendukung pertambangan.
Selama bertahun-tahun, seiring dengan kemajuan teknologi hijau dan digital, perusahaan-perusahaan seperti Zhengzhou Coal Mining Machinery beralih ke metode produksi yang lebih berkelanjutan dan pintar.
Peralihan ini sejalan dengan komitmen China untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida per 2030 dan netralitas karbon per 2060. Saat China memperingati Hari Ekologi Nasional yang kedua pada Kamis (15/8), negara tersebut membuat kemajuan stabil dalam mencapai target emisi karbonnya.
Berdasarkan pedoman resmi terbaru, China akan memprioritaskan transisi ramah lingkungan di seluruh area pembangunan ekonomi dan sosial, dengan fokus pada transisi yang ramah lingkungan dan rendah karbon dalam struktur industri.
Tujuannya adalah untuk membangun sistem ekonomi yang berpusat pada pembangunan yang ramah lingkungan, rendah karbon, dan sirkular per 2035, sebagaimana tercantum dalam pedoman tersebut.
Di saat Zhengzhou menunjukkan kekuatan digitalisasi dalam industri berat, kota pesisir Nan'an di Provinsi Fujian, China timur, menunjukkan bagaimana teknologi ramah lingkungan mendorong transformasi sektor manufaktur ringan.
JOMOO, sebuah merek peralatan kamar mandi dan dapur yang terkenal dengan upayanya dalam hal konservasi energi, dahulu membutuhkan ratusan lampu LED per lini produksi untuk setiap mesin cetak injeksi, menurut Yang Zhiyang selaku manajer produksi.
Namun, kini robot dapat bekerja tanpa penerangan, menghemat sekitar 1.000 kilowatt-jam listrik setiap hari, sementara panel surya yang dipasang di atap pabrik dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik pada siang hari, kata Yang. Perusahaan tersebut menghemat lebih dari 100 juta kilowatt-jam setiap tahunnya, yang secara signifikan mengurangi jejak karbon perusahaan itu sebanyak lebih dari 18.000 ton.
Di Nan'an, lebih dari 100 perusahaan mampu mengurangi emisi karbon, menghemat energi, dan menurunkan tingkat polusi, kata Huang Ziya, direktur biro perindustrian dan teknologi informasi kota tersebut.
Dedikasi terhadap pembangunan yang ramah lingkungan dan rendah karbon di berbagai industri juga diperkuat oleh serangkaian kebijakan tertarget. Rencana-rencana aksi untuk industri aluminium elektrolisis dan pusat data menargetkan retrofit hemat energi, penggantian bahan bakar fosil, dan pembangunan ramah lingkungan, dengan fokus pada peningkatan efisiensi energi serta modernisasi peralatan listrik.
Teknologi hijau dan digital juga mendorong transformasi industri berkelanjutan. Di Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya, bekas tambang fosfat telah diubah menjadi kebun apel yang subur. Sejak 2017, lebih dari 200.000 meter persegi lahan yang rusak telah direvitalisasi dengan metode pertanian pintar dan teknik pertanian canggih.
Dengan memanfaatkan IoT, proyek tersebut dapat mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk, sementara sistem pendingin bertenaga surya secara efisien menjaga kualitas hasil panen apel, yang menunjukkan bagaimana energi terbarukan mengurangi biaya dan meningkatkan keberlanjutan.
Pembangunan ekonomi dan sosial China telah memasuki fase baru dengan konservasi ekologi menjadi tujuan utamanya, kata Duan Changqun, chair professor di Universitas Yunnan.
"Mencapai transformasi ramah lingkungan di berbagai industri sangat penting untuk mengurangi konsumsi sumber daya, mengendalikan dampak lingkungan, dan meningkatkan kualitas pembangunan," imbuh Duan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024