New York City (ANTARA) - Raksasa retail Amerika Serikat (AS) Walmart pada Kamis (15/8) membukukan pendapatan dan laba yang lebih tinggi dari perkiraan untuk kuartal kedua (Q2), dan menaikkan prospeknya selama setahun penuh.

Di kuartal kedua yang berakhir pada 31 Juli, pendapatan Walmart naik menjadi 169,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.687), naik 4,8 persen dari periode yang sama setahun sebelumnya.

Jaringan waralaba yang berbasis di Arkansas itu melaporkan laba sebesar 4,5 miliar dolar AS, atau 67 sen per saham, turun dari tahun lalu tetapi lebih tinggi dari perkiraan Wall Street.

Penjualan daring pada Q2 naik 22 persen secara tahunan (year on year), yang dipimpin oleh sektor pengiriman dan curbside pickup (opsi untuk memesan barang terlebih dahulu sebelum mengambilnya secara mandiri di lokasi yang sudah ditentukan), kata perusahaan itu.

Kinerja Walmart melampaui estimasi analis dan sahamnya naik lebih dari 6 persen pada perdagangan awal.

Dengan hasil kuartalan yang kuat, raksasa retail itu mengatakan telah melihat kesehatan konsumen yang stabil dan menaikkan pedomannya untuk periode setahun penuh.

Walmart memperkirakan penjualan bersihnya untuk periode setahun penuh akan tumbuh di kisaran 3,75 persen hingga 4,75 persen, dibandingkan dengan kisaran pertumbuhan sebelumnya, yakni 3 persen hingga 4 persen.

CFO Walmart John David Rainey mengatakan prospek yang lebih cerah dari perusahaan itu mencerminkan kekuatan pada paruh pertama tahun ini, tetapi dia berhati-hati tentang paruh kedua tahun ini, seraya menyebutkan bahwa pemilihan umum AS pada 2024, ketegangan di Timur Tengah, dan dinamika lainnya dapat memengaruhi sentimen konsumen.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024