Tanaman sorgum ini menjadi sebuah upaya baru Kota Bandung melalui DKPP karena kita ke depan ini akan menghadapi krisis pangan
Kota Bandung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung mengembangkan potensi pangan baru berupa budi daya tanaman sorgum sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan di tengah ancaman dampak El Nino.
“Tanaman sorgum ini menjadi sebuah upaya baru Kota Bandung melalui DKPP karena kita ke depan ini akan menghadapi krisis pangan dan krisis energi. Jadi dengan tanaman sorgum ini bisa menjawab kedua masalah itu,” kata Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar di Bandung, Jumat.
Dalam melakukan pengembangan tanaman sorgum, pihaknya telah menyediakan lahan seluas 1,5 hektare di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung. Ke depannya, pihaknya berencana memperluas lahan sorgum di berbagai kecamatan sebagai alternatif sumber pangan selain beras dan jagung.
Baca juga: BRIN: Tepung sorgum bisa menjadi alternatif substitusi gandum
“Saya pikir Pemkot Bandung punya cukup lahan sebetulnya kalau memang akan maksimal dan optimal memanfaatkan, terutama lahan-lahan kering yang selama ini mungkin tidak termanfaatkan optimal, kita bisa manfaatkan untuk sorgum ini,” katanya.
Dia menjelaskan sorgum dipilih karena merupakan tanaman yang tahan terhadap kondisi kering dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Tanaman tersebut juga mampu tumbuh dengan baik di lahan yang minim air, sehingga cocok untuk diandalkan sebagai alternatif sumber pangan dalam menghadapi perubahan iklim.
Baca juga: BRIN rakit varietas unggul baru sorgum guna topang ketahanan pangan
“Tapi prinsipnya sorgum ini dari mulai biji sampai ke akar itu semua bisa dimanfaatkan. Jadi hampir tidak ada bagian yang tidak termanfaatkan, bisa menjadi pakan, kemudian menjadi gula dan pupuk,” katanya.
Selain itu ia mengatakan biaya produksi tanaman sorgum ini cukup rendah bila dibandingkan dengan biaya produksi tanaman padi dan jagung. Selain itu sorgum bisa tiga kali panen dalam satu kali tanam.
“Jadi satu kali tanam, tapi kita bisa panen sampai tiga kali. Terus yang kedua juga ini tumbuh di lahan yang tidak produktif, lahan kering. Jadi ini juga bagaimana kita memanfaatkan lahan-lahan kering,” kata Gin Gin.
Baca juga: Sumba Timur lakukan pengembangan sorgum pada lahan 3.000 hektare
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024