Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat berharap kontestasi Pilkada Jakarta 2024 tidak menyajikan pelaksanaan demokrasi yang semu.
"Jadi jangan kemudian kita disajikan nanti Pilkada DKI Jakarta itu pelaksanaan demokrasi yang semu, sama seperti di beberapa wilayah ketika melawan kotak kosong atau ketika melawan calon independen yang ‘sengaja disiapkan’ pada pilkada sebelumnya," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Dia berharap bahwa peta politik masih cair sehingga kandidat bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang maju pada Pilkada Jakarta 2024 tidak melawan kotak kosong ataupun independen.
"Kalau melawan independen, bukan mengecilkan arti calon independen tapi kekuatannya tidak setara. Karena apa? Karena tidak didukung oleh partai-partai politik yang kuat yang punya akar di rakyat," katanya.
Dia pun berharap para elite politik berkomitmen membangun sistem demokrasi yang sehat, utamanya pada Pilkada Jakarta 2024, sebab Jakarta menjadi salah satu pusat perpolitikan nasional.
"Harus bisa memberikan contoh yang baik, contoh demokrasi yang jujur, contoh demokrasi yang betul-betul menghargai, menghormati pilihan dan kedaulatan rakyat," tuturnya.
Dia menyebut bahwa PDIP sedianya memiliki banyak stok calon-calon pemimpin yang dapat dipersiapkan untuk maju pada Pilkada Jakarta 2024, namun jumlah kursi yang dimiliki PDIP belum memenuhi syarat pencalonan.
"PDI Perjuangan itu adalah partai ideologis, partai pelopor yang punya jati diri, PDI Perjuangan punya prinsip bahwa kedaulatan rakyat tidak bisa diperjualbelikan, kursi juga tidak bisa diperjualbelikan, posisi PDI Perjuangan selalu bersama rakyat," kata dia.
Sebelumnya, Kamis (15/8), Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih RI Periode 2024–2029 Prabowo Subianto mengaku tidak mengerti dengan anggapan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) “ditinggal” dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Saya tidak mengerti, ditinggal atau siapa yang meninggalkan siapa, saya tidak mengerti,” kata Prabowo menjawab pertanyaan wartawan usai menerima kunjungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis malam.
Adapun Prabowo menerima kunjungan tiga elite partai yang berada di luar KIM pada hari ini, yakni Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Plt. Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, dan Ketua Umum Partai Perindo Angela Tanoesoedibjo.
Adapun pada Rabu (14/8), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung soal wacana pembentukan KIM Plus di Pilkada 2024.
Megawati menyebut ada upaya untuk meninggalkan partainya sendirian dalam pencalonan kepala daerah mendatang.
“Saya suka ngomong pada diri saya sendiri, ‘Kasihan, deh, PDI Perjuangan, dikungkung, ditelikung, tinggal sendirian,’ gitu. Wah, yang lain apa namanya? KIM Plus? KIM Plus itu plusnya apa? (PKS) Oh gitu?” ucap Megawati saling sahut dengan kadernya di Kantor DPP PDIP, Jakarta,
Baca juga: DPP PDIP: Permintaan maaf Presiden Jokowi di Sidang Tahunan hal wajar
Baca juga: Pengamat: Koalisi PKS-PDIP di Pilkada Jakarta sulit terjadi
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024