Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang pilot senior AirAsia diskor oleh perusahannya setelah di laman Facebook-nya dia menuduh pemerintah Malaysia "menyembunyikan fakta" di seputar hilangnya MH370.

"Yang diduga puing-puing itu bahkan tak terbukti dari pesawat itu! Tunjukkan kepada kami bukti dan jelaskan kepada kami (bagaimana) MH370 jatuh," tulis pilot AirAsia yang berbasis di Kuala Lumpur itu.

"Hentikan menyembunyikan fakta! Itu jelas bahkan bagi orang buta sekali pun bahwa ada banyak informasi yang tegas-tegas diketahui pemerintah tapi tidak dibagi!,” tulis pilot yang mengaku tidak menerima tuduhan miring kepada pilot MH370 Kapten Zaharie Ahmad Shah.

Bos AirAsia Tony Fernandes mengeluarkan tweet bahwa pilot senior yang tak disebutkan namanya itu telah diskor untuk menjalani penyelidikan.

Penskoran pilot senior AirAsia ini terjadi setelah beberapa pilot Malaysia lainnya membela pilot senior Malaysia Airlines yang menerbangkan MH370 dan disebut sejumlah kalangan menjadi orang paling bertanggungjawab atas kecelakaan pesawat tersebut.

"Setiap orang tidak bersalah sampai dinyatakan terbukti bersalah…Saya bisa menjamin itu 100 persen demi mereka (semua awak MH370)," kata seorang pilot senior Malaysia Airlines yang enggan disebutkan namanya.

Seorang pilot pesawat komersial lainnya berkata kepada New Straits Times bahwa media seharusnya tidak menyiarkan spekulasi.

"Ini big no no (seharusnya amat terlarang) bagi media guna menyiarkan asumsi-asumsi tanpa bukti yang kuat karena ini tidak hanya mempengaruhi para keluarga korban namun juga kegelisahan kepada semua orang," kata seorang pilot yang juga meminta namanya tak disebutkan.

"Kepercayaan masyarakat kepada MAS (Malaysia Airlines) bisa hancur," kata dia.

"Kita harus menemukan perekam data penerbangan atau kotak hitam, untuk mengetahui yang sebenarnya. Mereka (media) yang menyiarkan hal ini bisa secara tak wajar dan negatif mempengaruhi persepsi orang terhadap Malaysia dan MAS."

Bos Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya juga membela Kapten Zaharie dengan menyebut dedikasinya selama 30 tahun dan memiliki 18.00 jam terbang sebagai "teladan".

"Tak ada catatan pelanggaran (dari dia)," kata Ahmad Jauhari.

Sedangkan Azil Abdul Rahman, pendiri yang juga mantan bos Malaysia Airlines, mengaku mengenal sekali Kapten Zaharie sejak dia masih menjadi kadet pilot 30 tahun lalu.

"Dia pilot yang luar biasa dan juga seorang yang sangat bijaksana. Saya kira mereka akan salah mengambinghitamkan dia," kata Azil.

Azil juga membela co-pilot Fariq Abdul Hamid. "Ayahnya mengkaji Alquran ddsampai ke hati dan dia juga mengkaji Alquran dengan hati, dia seorang muslim yang baik," kata dia.

Dalam editorialnya hari ini New Straits Times menuduh media asing hanya mencari sensasi agar media mereka laris.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014