Jakarta (ANTARA) - Juara kelas menengah Ultimate Fighting Championship (UFC) Israel Adesanya mengaku kecewa lantaran UFC ingin menghapus mantan petarungnya Francis Ngannou dari sejarah perjalanan olahraga tarung bebas terbesar di dunia itu.

"Anda tidak bisa menghapus warisan Francis di UFC,” kata Adesanya pada acara media day UFC 305 sebagaimana dikutip dari laman resmi MMA fighting di Jakarta, Jumat.

Menjelang UFC 305, sebuah video promosi dirilis yang menunjukkan komentar yang dibuat Adesanya tentang trio juara Afrika yang pernah berjaya di olahraga tersebut. Pada saat itu, Adesanya didampingi oleh Francis Ngannou sebagai juara kelas berat dan Kamaru Usman sebagai juara kelas welter.

Ketiga jagoan dari Benua Hitam itu juga mengutarakan rencana mereka untuk memperluas olahraga ini lebih jauh lagi ke Afrika di masa depan.

Namun, dalam promosi editan yang dikeluarkan oleh UFC secara mencurigakan menghapus nama Ngannou meski disebutkan oleh Adesanya pada konferensi pers prapertarungan itu.

Adesanya memahami bahwa UFC memiliki urusan yang harus dijalankan, tetapi mencoba menghapus Francis Ngannou dan kontribusinya terhadap olahraga tersebut merupakan hal yang tidak masuk akal baginya.

“Itu adalah bagian dari apa yang telah kami lakukan. Itu selamanya dalam sejarah, in stone. Jadi mencoba menutupinya atau tidak membicarakannya adalah hal yang konyol," ujar pria asal Nigeria itu.

Adesanya mengatakan memahami bahwa Francis sedang berjuang untuk Professional Fighters League (PFL) saat ini, tapi itu masih sejarah.

"Anda tidak bisa menutup mata terhadap hal itu. Saya yakin mereka akan memperbaikinya pada akhirnya. Beginilah bisnis berjalan dengan UFC," ujarnya.

Perpecahan antara UFC dan Ngannou sudah lama terjadi setelah "The Predator" berbicara tentang beberapa masalah terkait kontrak yang ingin dia selesaikan sebelum kemungkinan menandatangani kesepakatan baru untuk tetap bersama organisasi tersebut.

Permasalahan Ngannou bukan hanya soal gaji, melainkan kebebasan untuk mengejar kepentingan luar seperti impian lamanya untuk berkompetisi di tinju, yang hanya terjadi padanya setelah ia meninggalkan UFC dengan status bebas agen.

Baca juga: CEO UFC tutup peluang pertarungan antarjuara Jones lawan Pereira

Francis akhirnya menandatangani kontrak dengan PFL, namun dia diizinkan untuk terlibat dalam pertandingan tinju melawan Tyson Fury dan Anthony Joshua sebelum akhirnya melakukan debut melawan Renan Ferreira pada 19 Oktober.

Adesanya memahami bahwa UFC harus memandang Ngannou dan PFL sebagai oposisi, namun hal itu tidak meniadakan sejarah yang mereka miliki bersama.

“Dia adalah bagian (integral) dari apa yang kami lakukan di UFC. Saat ini, saya tahu ada persaingan antara promosi lain dan UFC serta pertarungannya, tetapi Anda tidak akan pernah bisa menghapus sejarah. Di jalanan, internet, (Francis) akan selalu dikenang," ujarnya.

Mengenai hubungan pribadi dengan mantan juara kelas berat UFC, Adesanya mengaku masih sering berbicara dengan Francis dan sangat antusias melihat temannya akan kembali beraksi pada Oktober.

Pertarungan itu juga merupakan penampilan pertama Francis sejak kematian putranya yang berusia 15 bulan pada April. Adesanya bahkan tidak dapat memahami rasa sakit seperti itu, namun ia hanya mengharapkan yang terbaik untuk Ngannou saat ia memulai kembali karier MMA-nya di arena PFL.

“Saya senang atas apa yang dia lakukan. Dia baru saja mengalami sesuatu yang tidak pernah saya harapkan terjadi pada siapa pun. Kami sudah bicara. Saya sudah memeriksanya. Sekali lagi, saya sangat menghormati Francis," pungkasnya.

Baca juga: Inginkan Miocic tak melawan Jones, Aspinall: Dia terlalu tua
​​​​​​​
Baca juga: Aspinall hanya ingin rebut gelar juara kelas berat UFC

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024