Beijing (ANTARA) - Dua orang pelajar Indonesia yang mengikuti ASEAN-China Week 2024 mengaku baru memahami pentingnya hubungan negara-negara Asia Tenggara dengan China saat berinteraksi langsung dengan masyarakat di kawasan tersebut.

"Sebelum ikut acara ini saya memang tahu ada hubungan antara ASEAN dan China, tapi tidak tahu bentuknya seperti apa," kata Jazzlyn Jap (21), di Kota Pingyao, Provinsi Shanxi, China, pada Kamis (15/8).

"Tapi telah mendengarkan seminar, terus bertemu orang-orang dari negara ASEAN lain, jadi tahu sebenarnya apa itu people-to-people relations," ujarnya.

Jazzlyn adalah mahasiswi S1 program Sistem Informasi dan Manajemen Universitas Tsinghua Beijing. Ia dan adiknya, Jusstin Jap (20), mengikuti ASEAN-China Week 2024 pada 11-15 Agustus 2024 di kota Changzhi, Pingyao, dan Taiyuan di Shanxi.

Kegiatan tersebut mempertemukan para pejabat pemerintahan, pebisnis, mahasiswa hingga media dari negara-negara anggota ASEAN dan China melalui seminar, promosi, kunjungan demi mendorong kerja sama ekonomi, perdagangan, dan interaksi masyarakat.

Jazzlyn dan Jusstin juga adalah anggota Tsinghua University Student Association of China-ASEAN (THUCA), yaitu organisasi pelajar dari negara-negara Asia Tenggara dan China di Universitas Tshinghua.

THUCA, menurut mereka, mempromosikan budaya negara-negara terkait seperti festival air Songkran yang kerap diselenggarakan di Thailand, Laos, Myanmar dan sebagian Vietnam. 

"Jadi itu lebih ke seru-seruan, basah-basahan. Kami juga undang mahasiswa dari luar ASEAN dan China untuk ikutan," ujar Jazzlyn.

THUCA juga mengadakan lomba olahraga bernama SEA GAMES, yang mengharuskan peserta dalam satu tim mempunyai minimal satu peserta dari negara Asia Tenggara dan satu dari China. 

Kegiatan lain adalah "company visit" ke Indonesia, Malaysia dan Singapura.

"Jadi pengalaman memang yang paling penting, baik atau buruk bisa kasih saya pengertian yang paling kuat, karena langsung dirasakan seperti apa people-to-people'itu, jadi memang pengalaman adalah guru terbaik," kata Jusstin.

Dengan mengikuti program ASEAN-China Week 2024, Justin menyebut manfaat terbesar adalah tahu apa saja sebenarnya kebutuhan negara-negara ASEAN, termasuk di masa depan.
 
Seminar dalam ASEAN-China Week 2024 di Kota Changzhi, Shangxi, China. (ANTARA/HO-ASEAN-China Center)


"Sebagai orang muda saya tahu gambaran apa yang bisa saya kontribusikan ke society, dan sebagai arsitek juga saya bisa lihat dari sisi desain atau bagaimana pengalaman revitalisasi wilayah, bantu promo budaya lokal Tionkok di sini," kata Jusstin, menambahkan.

Jusstin berharap agar relasi ASEAN-China juga tetap kuat serta tetap bangga dengan spesialisasi produk dan jasa negara masing-masing.

"Kalau dari saya, awareness itu sangat penting, untuk menyampaikan apa itu ASEAN dan China ke lebih banyak orang itu penting tapi kita juga bisa berkontribusi dengan cara masing-masing, termasuk seperti pertukaran budaya seperti saat ini," ungkap Jazzlyn.

"ASEAN-China Week 2024" mengangkat tema "ASEAN-China Comprehensive Strategic Partnership: Achieving Prosperity through Innovation", dan dihadiri sekitar 300 peserta dari kalangan diplomat, pebisnis, mahasiswa dan peneliti dari 10 negara anggota ASEAN dan China.

ASEAN beranggotakan Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. 

Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah seminar, pameran, pertunjukan, serta kunjungan ke perusahaan, pedesaan China, dan tempat-tempat wisata di Shangxi.

Berdasarkan statistik ASEAN, volume perdagangan antara ASEAN dan China pada 2023 mencapai rekor baru yaitu, 702 miliar dolar AS sehingga menjadikan China sebagai mitra dagang terbesar ASEAN selama 15 tahun berturut-turut.

Sedangkan untuk Foreign Direct Investment (FDI) dari China ke ASEAN mencapai 15,5 miliar dolar AS pada 2022 atau setara dengan 6,9 persen dari total arus FDI ke ASEAN.

Sementara pada 2023, investasi China di ASEAN melonjak hingga 44,6 persen, dengan investasi dua arah secara kumulatif melampaui 380 miliar dolar AS.

Kerja sama ASEAN-China di bidang pariwisata juga memainkan peran penting dalam mendorong pertukaran antarmasyarakat dan merangsang pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Selama paruh pertama 2023, ada sekitar 46,5 juta orang yang melakukan perjalanan di ASEAN. Sekitar 43 persen di antaranya berasal dari kawasan. Turis China mendominasi wisatawan dari non-ASEAN, yaitu mencakup 8,2 persen dari semua kedatangan.


Baca juga: ASEAN tawarkan empat kerja sama eratkan hubungan warga dengan China

Baca juga: Indonesia ajak China melakukan "ASEAN Way" dalam berdiplomasi


 

Melihat acara pertukaran pemuda China dan 7 negara ASEAN di Yunnan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024