Sampai 9 Agustus 2024 tercatat pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 151 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) sedangkan luar negeri sebanyak 145 STPW
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan sampai dengan 9 Agustus 2024 pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 151 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW).

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Moga Simatupang mengatakan berdasarkan olahan data Kemendag, jumlah pertumbuhan waralaba naik 5 persen dari tahun sebelumnya.

"Sampai dengan 9 Agustus 2024 tercatat bahwa pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 151 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Sedangkan pemberi waralaba luar negeri sebanyak 145 STPW," ujar Moga Simatupang dalam pembukaan International Franchise, License and Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2024 di Jakarta, Jumat.

Dia juga menambahkan, adapun merek dalam negeri sebanyak 149 merek, dan merek luar negeri sebanyak 143 merek.

Untuk persebaran bisnis waralaba masih terpusat di Pulau Jawa, di mana Jakarta masih mendominasi. Kemudian disusul Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Baca juga: Kemendag sebut pelaku usaha waralaba wajib miliki surat STPW

Baca juga: Kemendag: Revisi aturan pendaftaran waralaba demi majukan bisnis


Sedangkan untuk bidang usaha yang paling banyak diwaralabakan yaitu food and beverage (F&B) sebesar 48,34 persen.

Kemudian jasa kecantikan dan kesehatan sebanyak 11,26 persen, jasa pendidikan non-formal sebanyak 10,60 persen, ritel 8,60 persen, laundry 9,56 persen.

Otomotif sebanyak 3,9 persen, dan lain-lain yang meliputi jasa properti, jasa perawatan, dan perbaikan elektronik, jasa biro perjalanan wisata, apotek, karaoke, hotel, dan lain sebagainya.

Kondisi perekonomian Indonesia pada triwulan ke-2 tahun 2024 masih tergolong stabil di tengah memanasnya kondisi geopolitik global yang mencapai 5,05 persen

Tingkat pertumbuhan tersebut juga didukung dengan inflasi yang rendah dan terkendali pada angka 2,13 persen pada bulan Juli 2024.

Di sisi lain, lapangan usaha kontribusi utama dalam PDB masih ditopang oleh industri pengolahan yang tumbuh 3,95 persen year on year.

Sedangkan pertumbuhan tertinggi diperoleh oleh sektor akomodasi makanan minuman yang tumbuh sebesar 10,17 persen didorong oleh adanya acara berskala nasional dan internasional.

Selain itu, sektor transportasi dan perdagangan juga memiliki pertumbuhan yang tinggi sebesar 9,56 persen, terdorong dari mobilitas, pengiriman barang ekspor dan impor, serta peningkatan kunjungan wisatawan.

Baca juga: Kemendag sebut ritel modern alami transformasi sejak pandemi

Baca juga: Kemendag-APPBI giatkan industri retail melalui "ISF 2024"

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024