Yang sulit adalah bekerja dengan orang-orang yang tidak ingin menang, atau yang tidak ingin meningkatkan kemampuan

London (ANTARA News) - Pelatih Chelsea Jose Mourinho menyarankan kepada Eden Hazard agar belajar dari seniornya, Frank Lampard.

"Saya pikir Eden bisa mengikuti contoh hebat di Chelsea. Dia tidak perlu melihat dari luar klub untuk menemukan contoh terbaik untuk diikuti. Kami memiliki Frank Lampard di usia 35 tahun yang berada di akhir karirnya. Tidak ada contoh yang lebih baik untuk Eden," kata Jose Mourinho dilansir dari laman ESPN (27/3).

Mourinho menghujani Hazard (23) dengan pujian, salah satunya dengan mengatakan Hazard sebagai pemain paling berbakat di Inggris.

Meskipun The Blues masih jauh dari tahta juara Liga Inggris (Premier League), Hazard menjadi aktor penting yang membawa Chelsea ke puncak klasemen sementara Liga Utama Inggris.

Mourinho mengatakan Liga Inggris tahun ini lebih kompetitif karena empat tim masih berpeluang merebut gelar juara.

"Liga Premier adalah liga yang sangat sulit. Ini sangat berbeda dengan cara di masa lalu. Saya tidak ingat musim di mana empat tim masih bersaing untuk gelar dengan tujuh pertandingan tersisa."

"Sulit untuk semua orang, bukan hanya Manchester United. Sebagai juara bertahan, mereka difavoritkan tapi mereka keluar dari persaingan. Itu bisa terjadi pada tim manapun," kata Mourinho yang kerapkali dijuluki The Special One.

Seperti Manchester United, Chelsea juga masih menyimpan ambisi meraih gelar Liga Champions.

Mourinho yang akan melakoni laga perempat final melawan Paris Saint-Germain akan reuni dengan mantan anak asuhnya di Inter Milan, Zlatan Ibrahimovic.

Ibrahimovic pernah gabung bersama skuad Inter Milan saat Mourinho berlabuh di San Siro pada 2008. Mourinho menggambarkan Zlatan sebagai pribadi yang mudah diajak kerjasama.

"Zlatan Ibrahimovic adalah pribadi yang mudah (kerjasama). Saya tidak paham mengapa orang-orang mengatakan sulit bekerja dengan orang berkepribadian kuat," katanya.

"Yang sulit adalah bekerja dengan orang-orang yang tidak ingin menang, atau yang tidak ingin meningkatkan kemampuan," katanya.

"Ketika saya melatih si 'pemenang', yang selalu ingin menang, ingin menjadi terbaik dan tidak takut dengan tanggung jawab besar. Sangat mudah bekerja dengan mereka. Saya hanya melatih dia satu musim dan itu pengalaman yang baik," katanya.

"Bagi saya, dia salah satu pemain terbaik yang pernah saya latih. Semua orang pasti suka melihat dia di Brasil, sayangnya Swedia tidak lolos," katanya.

Penerjemah:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014