Jakarta (ANTARA) - Sebanyak tujuh negara masuk kategori termiskin di dunia pada 2024, menurut laporan Forbes India berdasarkan data dari Bank Dunia.

Negara-negara itu menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk ketidakstabilan politik, konflik, infrastruktur yang tidak memadai, ketergantungan pada pertanian, pertumbuhan penduduk yang cepat, dan bencana alam.

Kategori termiskin ditentukan berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dengan memperhitungkan paritas daya beli (PPP) untuk mengimbangi biaya hidup dan tingkat inflasi.

Laporan itu menyebut, PDB per kapita PPP akan membantu memberikan gambaran yang lebih akurat tentang standar hidup di berbagai negara.

Faktor-faktor penyebab kemiskinan jangka panjang meliputi korupsi pemerintah, sejarah penjajahan eksploitatif, aturan hukum yang lemah, perang, kondisi iklim yang buruk, dan tetangga yang bermusuhan juga turut diperhitungkan.

1. Sudan Selatan (PDB-PPP per kapita sekitar 455 dolar).

Negara termuda di dunia ini memperoleh kemerdekaan pada 2011 tetapi menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan akibat ketidakstabilan politik, konflik yang sedang berlangsung, dan infrastruktur terbatas.

Dengan jumlah penduduk sekitar 15 juta jiwa, tahun ini, diperkirakan sembilan juta orang, lebih dari 60 persen penduduk Sudan Selatan, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan.


2. Burundi (PDB-PPP per kapita sekitar 916 dolar).

Ini adalah sebuah negara kecil yang terkurung daratan di Afrika Timur, menghadapi tantangan sosial-ekonomi yang signifikan, termasuk ketidakstabilan politik, konflik, dan pembangunan infrastruktur yang tidak memadai.

Perjuangan ekonomi bangsa dan kesulitan yang dihadapi oleh warganya semakin diperburuk oleh pertumbuhan penduduk yang cepat. Dengan sekitar 80 persen populasi bergantung pada pertanian subsisten, akibatnya kerawanan pangan di wilayah ini menjadi sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara Afrika sub-Sahara lainnya.

3. Republik Afrika Tengah (PDB-PPP per kapita sekitar 1.123 dolar)

Republik Afrika Tengah atau "Central African Republic"/CAR bergulat dengan tantangan ekonomi yang mendalam karena ketidakstabilan politik, konflik bersenjata, dan infrastruktur yang tidak memadai.

Dikombinasi dengan kenaikan harga untuk barang-barang penting setelah perang di Ukraina dan siklus banjir dan kekeringan yang parah, semakin memperburuk perjuangan ekonomi CAR.

4. Republik Demokratik Kongo (PDB-PPP per kapita sekitar 1.552 dolar)

Republik Demokratik Kongo atau "Democratic Republic of the Congo"/ DRC, negara terbesar di Afrika Sub-Sahara, menghadapi tantangan ekonomi yang mendalam meskipun kaya akan sumber daya alam seperti kobalt dan tembaga.

Sebagian besar penduduk hidup dalam kemiskinan, dengan sekitar 62 persen penduduk Kongo hidup dengan kurang dari 2,15 dolar per hari. Malnutrisi, akses terbatas terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan, dan tingkat kesuburan yang tinggi semakin memperburuk kemiskinan dan kendala pembangunan negara.

5. Mozambik (PDB-PPP per kapita sekitar 1.649 dolar)

Negara berpenduduk jarang dan bekas koloni Portugis yang kaya sumber daya, menghadapi kemiskinan karena bencana alam, penyakit, pertumbuhan populasi yang cepat, produktivitas pertanian yang rendah, dan kesenjangan sosial ekonomi yang sangat tinggi.

6. Niger (PDB-PPP per kapita sekitar 1.675 dolar

Sebuah negara di Afrika Barat yang terkurung daratan, menghadapi tantangan ekonomi dan tingkat kemiskinan yang tinggi karena sumber daya alam yang terbatas, kekeringan yang sering terjadi, dan ekonomi yang didominasi pertanian.

7. Malawi (PDB-PPP per kapita sekitar 1.712 dolar)

Negara yang terletak di Afrika tenggara, bergulat dengan tantangan ekonomi yang signifikan meskipun pemandangannya yang indah. Bangsa ini sangat bergantung pada pertanian yang diberi makan hujan, membuatnya rentan terhadap perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas.

Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024