Jakarta (ANTARA News) - PT Danareksa Sekuritas memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) masih akan dibayangi 'profit taking' saham sektor pertambangan, menyusul terus melemahnya harga minyak dunia.
Analis Pasar Danareksa, Martin R. Jenkins, mengatakan bahwa turunnya harga minyak dan komoditi akan menekan saham yang sangat peka dari penurunan tersebut.
Hingga Selasa malam, harga minyak mentah berjangka turun lebih dari 2 dolar AS di New York di tengah meningkatnya spekulasi ekonomi AS, negara konsumen minyak terbesar di dunia, akan mengalami pelambatan.
Namun, dia mengungkapkan bahwa perdagangan bursa juga akan didorong oleh saham otomotif yang hingga Agustus 2006 mengalami kenaikan penjualannya.
Selain itu, Martin juga optimis bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya, karena kondisi melambatnya perekonomian As dan turunnya inflasi.
Dengan kondisi ini dapat memicu Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunganya (BI-Rate) pada bulan mendatang.
Pada perdagangan Selasa kemarin IHSG ditutup naik 11,091 poin atau 0,75 persen menjadi 1.485,349 dan Indeks LQ45 menguat 3,076 poin atau 0,94 persen di posisi 329,514.
Kenaikan ini dipimpin oleh naikanya saham Telkom (TLKM), Atra Internasional (ASII) dan beberapa saham sektor perbankan. Pada perdagangan kemarin Telkom (TLKM) terangkat Rp150 menjadi Rp8.350, Astra Internasional (ASII) melonjak Rp100 ke Rp12.100, Bank BRI (BBRI) menguat Rp150 ke level Rp4.900 dan BBCA naik Rp25 di harga Rp4.625.
Saham-saham ini pada hari ini diperkirakan akan melanjutkan kenaikan. Sementara saham-saham pertambangan, seperti International Nickel (INCO) dan Medco (MEDC) kemarin juga mengalami kenaikan akibat naiknya harga minyak.
Namun, dengan kembali turunnya harga minyak akan menekan saham-saham tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2006