Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengatakan Forum Indonesia-Afrika (IAF) merupakan forum yang strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan peran dan kepemimpinannya di Afrika.

"Forum IAF ini juga semakin mengukuhkan bahwa semangat Bandung (Bandung Spirit) KAA 1955 masih terus relevan dalam menggalang solidaritas bantuan pembangunan untuk mendukung tujuan pembangunan Afrika Tahun 2063," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI Siti Nugraha Mauludiah dalam konferensi pers daring, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa negara-negara di kawasan Afrika secara umum merupakan negara pasca-konflik ataupun masih mengalami konflik sehingga memiliki kerentanan, baik dari aspek politik maupun ekonomi.

Tantangan pembangunan dan ekonomi yang dihadapi oleh kawasan Afrika juga akan berdampak pada tercapainya tujuan pembangunan global.

Untuk itu, melalui forum tersebut, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama pembangunan dengan Afrika guna meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian di kawasan tersebut.

Kerja sama pembangunan Indonesia dengan Afrika tersebut terutama untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030.

Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian Agenda Afrika 2063.

Dalam upaya mewujudkan kedua tujuan pembangunan tersebut, Indonesia dan negara-negara di Afrika akan berupaya untuk merancang kebijakan kerja sama pembangunan internasional Indonesia dengan Afrika dengan prinsip demand-driven dalam pemberian hibah Pemerintah Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan di kawasan Afrika.

Sementara itu, Mauludiah juga menekankan bahwa sektor-sektor kerja sama pembangunan untuk Afrika, terutama pada aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan energi, selaras dengan Agenda Afrika 2063.

"Ini membuktikan bahwa Indonesia benar-benar ingin memastikan bahwa bantuan yang kita berikan untuk kawasan Afrika tersebut meaningful dan impactful, bermanfaat dalam mewujudkan kemajuan pembangunan di Afrika," katanya.

Mauludiah menilai negara-negara di Afrika memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis Indonesia dalam hal kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Untuk itu, ia berharap kerja sama pembangunan internasional dengan Afrika dapat semakin memperkuat kolaborasi Indonesia dengan kawasan Afrika yang diharapkan dapat berdampak positif bagi kemakmuran bersama.

Adapun IAF ke-2 akan digelar di Bali pada 1-3 September 2024 dan akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP).

Beberapa kerja sama yang akan diprioritaskan dalam forum tersebut antara lain kerja sama dalam transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

IAF 2024 menargetkan kehadiran 28 kepala negara, serta 800 peserta yang mewakili pemerintah, organisasi internasional dan regional, serta pengusaha dari Indonesia dan Afrika.

Hasil konkret yang diharapkan dapat dicapai antara lain perjanjian antara pemerintah atau G-to-G, kesepakatan bisnis G-to-B maupun B-to-B, dan Grand Design pembangunan Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan negara-negara ketiga atau disebut triangular cooperation.
Baca juga: Bappenas harap HLF-MSP 2024 ubah arsitektur kerja sama global
Baca juga: Kemlu: Prioritas bantuan untuk Afrika pada ketahanan pangan, energi
Baca juga: Kemlu: IAF 2024 fokus pada penguatan kerja sama pembangunan di Afrika

Pewarta: Katriana
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024