Jakarta (ANTARA) - Pemindahan ibu kota negara ke Nusantara menjadi tonggak sejarah baru bagi Indonesia. Megaproyek ini tidak sekadar memindahkan pusat pemerintahan, tetapi juga bakal menjadi magnet bagi investor asing untuk turut mengembangkan kawasan baru yang menjanjikan ini.

Namun, seberapa besar minat investor asing terhadap IKN dan apa saja tantangan yang dihadapi?

Sampai tahun 2024, memang belum ada angka pasti mengenai total investasi yang masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Di sisi lain Pemerintah telah menetapkan target investasi sebesar Rp2,77 kuadriliun untuk pembangunan IKN secara keseluruhan, namun realisasi investasi hingga tahun 2024 masih belum dapat dipastikan.

Dalam Sidang Kabinet, Senin, 12 Agustus 2024, Presiden Jokowi mengatakan di luar anggaran dari APBN, investasi dalam negeri yang masuk sudah Rp56,2 triliun. Modal itu terhitung dari 55 proyek yang sudah peletakan batu pertama atau groundbreaking.

Beberapa informasi terkait investasi di IKN yang dapat diketahui hingga saat ini lebih banyak terkait komitmen investasi, yang mana beberapa investor, baik dari dalam maupun luar negeri, telah menyatakan minat dan komitmennya untuk berinvestasi di IKN. Namun, komitmen ini belum terealisasi sepenuhnya.

Sejauh ini Pemerintah telah menetapkan beberapa sektor prioritas untuk investasi di IKN, seperti infrastruktur, energi, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.

Pemerintah juga menawarkan berbagai skema investasi untuk menarik investor, seperti kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), penanaman modal asing (PMA), dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).


Komitmen pengembangan

Pemerintah, sejak 2022 sampai akhir 2024, akan mengeluarkan anggaran dari APBN sebesar Rp72 triliun untuk pembangunan IKN. Otorita IKN mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp29,8 triliun untuk 2025. Usulan ini disampaikan Pelaksana Tugas Wakil Kepala Otorita IKN Raja Juli Antoni saat rapat bersama Komisi II DPR RI.

Kementerian Keuangan mengumumkan bahwa anggaran umum pada 2024 naik sekitar Rp1,9 triliun menjadi Rp42,5 triliun. Kenaikan anggaran pembangunan IKN untuk memenuhi kualitas pembangunan infrastruktur IKN, kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata.

Komposisi APBN untuk membiayai proyek IKN hanya 20 persen dari total Rp 466,9 triliun. Artinya, pendanaan APBN untuk IKN sebesar Rp 90,4 triliun.

Pembangunannya IKN Nusantara dirancang sebagai kota pintar dan berkelanjutan yang menggabungkan teknologi modern dengan alam.

Hal ini diharapkan dapat menarik minat investor dari berbagai sektor, antara lain, energi bersih. Faktanya potensi besar IKN dalam pengembangan energi terbarukan sempat menarik perhatian perusahaan energi global. Proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan hidro menjadi fokus utama.

Sebagai kota pintar, IKN akan membutuhkan infrastruktur teknologi informasi yang canggih. Perusahaan teknologi besar dunia mulai melirik peluang untuk mengembangkan pusat data, jaringan 5G, dan solusi kota pintar lainnya.

Selanjutnya pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan menjadi prioritas utama. Kontraktor konstruksi internasional banyak yang tertarik untuk terlibat dalam proyek-proyek besar ini.

Di samping itu sektor properti juga menjadi primadona. Pembangunan kawasan perkantoran, perumahan, dan komersial lainnya membuka peluang bagi pengembang properti untuk membangun proyek-proyek skala besar.

IKN juga diarahkan untuk menjadi pusat industri kreatif. Hal ini diharapkan akan menarik investor untuk mengembangkan kawasan kreatif yang mendukung pertumbuhan industri film, musik, desain, dan teknologi.

Pelantikan Presiden dan Wapres terpilih nantinya akan memberikan pengaruh signifikan terhadap iklim investasi di IKN. Stabilitas politik dan kepastian hukum menjadi faktor penting dalam menarik investasi asing. Kebijakan Pemerintah yang mendukung investasi, kemudahan berusaha, dan transparansi akan semakin meningkatkan kepercayaan investor.

Selain itu, komitmen Pemerintah dalam melanjutkan proyek IKN juga menjadi faktor penentu. Ketegasan dalam mengambil keputusan dan koordinasi antarlembaga  Pemerintah akan mempercepat proses perizinan dan pembangunan infrastruktur.


Tantangan dan peluang

Meskipun potensi investasi di IKN sangat besar, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain, biaya investasi yang tinggi. Pembangunan infrastruktur di kawasan yang masih belum berkembang membutuhkan investasi yang sangat besar.

Dari sisi ketersediaan tenaga kerja terampil juga masih menjadi tantangan. Maka Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di IKN.

Pembangunan IKN juga dibayangi risiko geopolitik global yang dinamis yang berpotensi memengaruhi iklim investasi, sedangkan dari internal, perubahan kebijakan Pemerintah bisa saja menimbulkan ketidakpastian bagi investor.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat sejumlah peluang besar yang dapat dimanfaatkan, di antaranya potensi pasar yang besar.

Indonesia memiliki populasi yang besar dan terus tumbuh. IKN dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang menarik minat konsumen domestik dan internasional.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan IKN, tercermin dari berbagai kebijakan yang mendukung investasi.

Kemitraan antara Pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan pembangunan IKN yang juga menjadi laboratorium untuk menguji coba teknologi terbaru dan solusi inovatif.


Tarik investor

Meningkatkan daya tarik IKN bagi investor membutuhkan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan.

Dengan menerapkan langkah-langkah yang tepat dan belajar dari pengalaman negara lain, IKN memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.

Contoh kasus dari sejumlah negara lain dalam menarik investor bisa menjadi acuan ke depan. Misalnya saja Dubai, Uni Emirat Arab, yang telah berhasil menarik investasi besar-besaran dengan fokus pada pembangunan infrastruktur kelas dunia. Negeri itu memberikan insentif pajak yang menarik serta menciptakan lingkungan bisnis yang sangat kondusif.

Negara tetangga Singapura juga menjadi pusat keuangan regional dengan menawarkan stabilitas politik, infrastruktur yang sangat baik, dan sistem hukum yang efisien.

Adapun Shenzhen, Tiongkok, bisa tumbuh menjadi pusat teknologi dan manufaktur global dengan dukungan pemerintah yang kuat, zona ekonomi khusus, dan investasi besar dalam riset dan pengembangan.

Maka IKN dapat mengambil pelajaran penting untuk meningkatkan daya tariknya bagi investor dengan memperkuat kepemimpinan, fokus pada infrastruktur, memberikan insentif yang menarik, membangun ekosistem bisnis yang kondusif, dan meningkatkan promosi yang efektif.

Mewujudkan IKN sesuai rencana memang masih butuh waktu lama. Namun, apa yang sudah dan sedang dikerjakan saat ini mempertegas komitmen Pemerintah untuk menjadikan IKN Nusantara sebagai kota masa depan.

Editor: Achmad Zaenal M
 

Copyright © ANTARA 2024