Kabul (ANTARA News) - Polisi Afghanistan membunuh 11 orang yang diduga gerilyawan Taliban dan mencederai sejumlah orang bersenjata selama ofensif di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, kata sejumlah pejabat, Selasa, sehari setelah tiga serangan bom bunuh diri menewaskan 21 orang, termasuk empat prajurit NATO. Empat dari mereka yang tewas itu warga asing, kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Ezmarai Bashari. Namun, kewarganegaraan kempat orang itu tidak diungkapkan. Sejumlah kecil senjata juga disita dalam operasi yang dimulai Senin malam dan berlanjut hingga Selasa pagi itu. Bashari menyebut tindakan polisi di distrik Garmsir Helmand itu sebagai sebuah "operasi pembersihan" yang bertujuan menghalau "musuh-musuh Afghanistan" -- istilah yang digunakan untuk gerilyawan Taliban dan Al-Qaeda -- dari kawasan itu. Helmand, salah satu provinsi paling selatan di Afghanistan, merupakan tempat bagi 4.000 prajurit Inggris di bawah Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO di Afghanistan. Provinsi itu juga penghasil terbesar popi -- bahan mentah untuk heroin -- di negara itu. Sementara itu, Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang menghadiri sidang ke-61 Majelis Umum PBB di New York, mengutuk gelombang serangan bom bunuh diri terakhir di Afghanistan. "Tindakan-tindakan teroris ini mengejutkan dan keji dan saya mengutuknya sekeras mungkin," kata Karzai, yang menambahkan bahwa serangan-serangan itu dilakukan "terhadap nilai-nilai Islam dan kemanusiaan". Tiga serangan bom bunuh diri di Afghanistan hari Senin menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk empat prajurit Kanada. Puluhan orang cedera dalam serangan-serangan itu. Serangan-serangan bom bunuh diri, yang diyakini banyak kalangan ditiru dari serangan-serangan semacam itu di Irak, merupakan ciri khas pemberontakan Taliban yang semakin merenggut banyak jiwa. Taliban mengobarkan pemberontakan setelah mereka digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan dalam serangan yang dipimpin AS pada akhir 2001. Kelompok garis keras itu dijatuhkan setelah menolak menyerahkan pemimpin jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan-serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan hampir 3.000 orang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006