Bangkok (ANTARA) - Partai oposisi terbesar di Thailand, Partai Rakyat, menyatakan pihaknya tidak akan mendukung calon perdana menteri dari koalisi pemerintah dalam pemungutan suara pada sesi parlemen, Jumat, untuk memilih kepala pemerintahan.

"Fraksi Partai Rakyat, yang merupakan fraksi terbesar di parlemen, akan terus memimpin oposisi parlemen dan tidak akan mendukung koalisi pemerintah dalam pemilihan perdana menteri pada sesi parlemen hari Jumat," kata Ketua Partai Rakyat Natthaphong Ruengpanyawut, seperti dikutip surat kabar Thairath, Kamis.

Partai Rakyat adalah penerus Partai Move Forward (Bergerak Maju) yang progresif, yang dibubarkan pekan lalu oleh putusan pengadilan konstitusi atas tuduhan merongrong sistem politik monarki konstitusional Thailand.

Baca juga: Terbukti langgar kode etik, PM Thailand Srettha Thavisin dicopot

Partai tersebut kehilangan beberapa anggota parlemen karena putusan pengadilan yang sama melarang mantan pemimpinnya untuk melakukan aktivitas politik apa pun selama 10 tahun, namun fraksi dengan 143 anggota itu masih tetap menjadi yang terbesar di majelis rendah parlemen.

Sehari sebelumnya, Mahkamah Konstitusi Thailand memecat Perdana Menteri Srettha Thavisin atas tuduhan melanggar etika konstitusi negara tersebut.

Fraksi-fraksi parlemen akan mengonfirmasi calon mereka untuk jabatan perdana menteri pada Kamis, dan calon pertama yang diajukan oleh koalisi pemerintah akan dipilih dalam sesi parlemen, Jumat.

Partai Rakyat sendiri belum mengajukan calonnya.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: PBB kecam pembubaran partai oposisi Thailand
​​​​​​​

​​​​​​​

Penerjemah: Primayanti
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024