Pertumbuhan pasar properti di Indonesia tidak lagi Jawa sentris. Beberapa pulau besar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia bagian timur alami peningkatan.
Jakarta (ANTARA) - Pinhome platform properti menyebutkan bahwa pertumbuhan pasar properti di Indonesia tidak lagi terpusat di Pulau Jawa, namun terjadi peningkatan signifikan di wilayah Indonesia bagian timur, utamanya menyambut HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Pertumbuhan pasar properti di Indonesia tidak lagi Jawa sentris. Beberapa pulau besar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia bagian timur terlihat alami peningkatan," kata CEO dan Founder Pinhome Dayu Dara Permata dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.

Bahkan, menurut Dara, perkembangan inklusif di seluruh Indonesia tercatat dalam data Pinhome yang menunjukkan pembangunan kian merata. Hal itu selaras visi pemerintah menyambut HUT Ke-79 RI ‘Nusantara Baru, Indonesia Maju’.

Ia menyatakan pertumbuhan tu sangat signifikan, terbukti dari jangkauan yang sudah tersebar di 100 persen provinsi di seluruh Indonesia.

“Ini adalah bukti bahwa setiap daerah memiliki potensi yang dapat dikembangkan, dan kami bangga menjadi bagian dari perjalanan mewujudkan mimpi properti bagi masyarakat Indonesia, di mana pun mereka berada,” ujarnya.

Lebih lanjut Dara memaparkan beberapa pulau besar di Indonesia memiliki karakter berbeda. Seperti Sumatera yang memperlihatkan pertumbuhan pesat empat kali lipat untuk sektor rumah seken (bekas) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

“Minat terhadap properti komersial juga meningkat tajam di Sumatera Barat, Lampung, dan Kepulauan Riau, mengindikasikan potensi ekonomi yang berkembang di luar Jawa,” katanya pula.

Kondisi serupa juga terjadi di Kalimantan dan Sulawesi, khusus kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berlokasi di Kalimantan Timur. Dalam data lonjakan minat pencarian properti di Samarinda dan Balikpapan meningkat lebih dari 5 kali lipat, dan bahkan ada pulau hingga 20 kali lipat.

Selain itu, baik Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara mengalami lonjakan inventori properti komersial lebih dari 11 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Sementara di Indonesia timur bagian Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang mengindikasikan permintaan yang kuat dan peluang investasi yang belum tergali.

Hal berbeda terlihat di Jawa dan Bali, khususnya DKI yang menunjukkan proporsi inventori sewa residensial dua kali lipat dari rata-rata di wilayah tersebut.

Di DKI Jakarta, minat beli dan sewa properti residensial hampir seimbang, sementara di Bali, minat sewa 48 persen lebih tinggi, didorong oleh sektor pariwisata yang kuat.

Pada sisi lain, ujar Dara pula, permintaan KPR takeover meningkat seiring kenaikan suku bunga mendorong peningkatan permintaan KPR takeover di Bogor dan Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa konsumen mencari alternatif pembiayaan yang lebih terjangkau.

Termasuk permintaan layanan home service di kawasan Jakarta yang meningkat 24 persen, terutama untuk layanan pembersihan kamar mandi dan cuci kasur. Sedangkan di Banten cuci mobil mencatat rasio pemberian tip tertinggi 9,3 persen, dengan rata-rata tip sebesar Rp15.000 hingga Rp20.000.

"Kami telah mempekerjakan ratusan rekan jasa dengan disabilitas, seperti tuna rungu dan tunanetra. Kami optimis akan masa depan properti Indonesia yang semakin merata, berkelanjutan, dan inklusif sejalan dengan semangat Nusantara Baru, Indonesia Maju," kata Dara pula.
Baca juga: Permintaan rumah tapak terus naik, segmen menengah dominasi pasar
Baca juga: MetaHomes Sedot Perhatian Setelah Umumkan Daftar Iklan Gratis Properti di Pasar Real Estat Online


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024