Semarang (ANTARA) - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) harus dapat menjadi organisasi keagamaan yang mampu menjadi perekat bangsa, karena persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini sangat lemah. "Banyak orang yang egois, mau menang sendiri, susah bekerja sama dan bersatu," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Ryamizard Riyacudu dalam acara pelantikan pengurus Orwil ICMI Jawa Tengah, di Semarang, Selasa. Ia mengatakan, ICMI juga harus mampu menjadi gerakan politik negara, yakni menjadikan NKRI tidak terpecah belah karena adanya perbedaan. Namun, sebaliknya ICMI harus bisa menjadikan bangsa menjadi kuat, utuh, berdaulat, adil, dan makmur. Ryamizard menjelaskan, karena ICMI merupakan lembaga ikatan cendekiawan yang bercirikan keagamaan, maka kader-kadernya harus berfikir rasional dan jernih serta harus tahu mana yang salah dan mana yang benar. "Agama jangan dipakai sebagai alat atau kedok untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Sebagai kader muslim, harus berfikir dan bertindak sesuai ajaran agama untuk menegakkan kebenaran dan keadilan," katanya. Menurut dia, ICMI tidak boleh terpecah dan terlibat dalam politik praktis demi kepentingan sesaat. Kader ICMI dapat aktif di partai apa pun, namun, jika tujuan kebijakan partai menyimpang dari komitmen atau tidak memihak rakyat, maka kader ICMI wajib mengkritisi secara elegan. Ia menambahkan, saat ini rata-rata para politisi yang memegang kebijakan, tidak pernah memikirkan bagaimana seharusnya bangsa tidak terpecah, atau bagaimana memikirkan persatuan dan kesatuan bangsa agar menjadi kuat. "Namun, mereka hanya memikirkan kepentingan sesaat, yakni kepentingan individu, kelompok, partai, kekuasaan, dan uang," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006