Hadirnya delegasi dari sebelas negara sahabat akan memperkuat komitmen untuk melakukan kolaborasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan sumber daya manusia, dan inklusi sosial
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 22 delegasi negara anggota Colombo Plan mengikuti studi banding program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
 
"Kegiatan ini merupakan momentum yang baik untuk memperkuat kerja sama antarnegara anggota Colombo Plan. Hadirnya delegasi dari sebelas negara sahabat akan memperkuat komitmen untuk melakukan kolaborasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan sumber daya manusia, dan inklusi sosial," ujar Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Perpusnas, Sri Marganingsih, di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Indonesia berbagi praktik baik peran perpustakaan dalam pembangunan
Sebanyak 18 delegasi dari sebelas negara yaitu Bangladesh, Bhutan, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Filipina, Vietnam, serta empat peserta dari Indonesia berkesempatan mengunjungi desa percontohan implementasi TPBIS di kabupaten terluas di DIY tersebut.
 
Para delegasi melihat langsung berbagai produk hasil pelatihan program TPBIS yang diikuti masyarakat di perpustakaan desa/kelurahan seperti batik ciprat, sayuran hasil bercocok tanam, dan berbagai kerajinan tangan. Delegasi juga mengikuti pelatihan membatik yang dilakukan di Perpustakaan Balai Pintar, Kelurahan Pengkol, Kabupaten Gunungkidul.
 
Pada hari sebelumnya, para delegasi mengikuti kegiatan serupa di Kabupaten Magelang. Kegiatan ini merupakan rangkaian Program Berbagi Pengetahuan tentang Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) atau Knowledge Sharing Program on Library Transformation Based on Social Inclusion yang merupakan upaya kolektif Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dengan Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, dan Colombo Plan.
 
Kegiatan yang diikuti oleh delegasi negara anggota Colombo Plan yang digelar di DIY pada 12-17 Agustus 2024 tersebut mengusung tema “Leveraging the Role of Public Libraries in Strengthening Local Community: Best Practices”.

Baca juga: Praktik baik TPBIS bersama Colombo Plan wujudkan perpustakaan inklusif
 
“Program TPBIS ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi negara-negara sahabat kita saat ini. Transformasi menuntut kita menciptakan lingkungan yang inklusif agar masyarakat memiliki akses yang sama terhadap pendidikan serta peluang pengembangan diri,” imbuh dia.
 
Ia juga menyebut pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global. Penyelenggaraan kegiatan pada tahun ini merupakan komitmen Perpusnas untuk terus mengembangkan inisiatif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di setiap negara peserta Colombo Plan.
 
Dosen Program Studi Magister Manajemen Informasi dan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,Ida Fajar Priyanto, menjelaskan implementasi program TPBIS dalam berkolaborasi dengan perguruan tinggi.
 
Dia menyebut, salah satu kegiatan program TPBIS adalah memberikan pelatihan bagi para pengelola perpustakaan dan pustakawan untuk membantu masyarakat dan memberikan pelatihan berbagai keahlian dan keterampilan. Namun, ujarnya, di beberapa desa di Kabupaten Gunungkidul, implementasi program TPBIS tidak hanya terbatas pada upaya menciptakan inovasi atau produk, tetapi juga dalam bentuk upaya melestarikan budaya.
 
“Salah satunya di Perpustakaan Umum Kamadang, Tanjungsari, di mana masyarakatnya bisa mengikuti pelatihan untuk melestarikan budaya musik tradisional Jawa menggunakan instrumen musik sederhana,” terang Ida. 

Baca juga: Pemkot Jaktim terima delegasi Colombo Plan untuk pelajari perpustakaan

Pewarta: Indriani
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024