Jakarta (ANTARA) - Pada suatu sore yang hangat, perawat bernama Zhang Bo tiba di rumah seorang pria lanjut usia (lansia), memeriksa tanda-tanda vitalnya, dan membawanya dengan kursi roda ke kamar mandi untuk membantunya mandi dengan nyaman.

"Saya memeriksa tekanan darah, suhu, dan kadar oksigen dalam darahnya untuk memastikan bahwa aman baginya untuk mandi. Saya juga melakukan tindakan pencegahan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan jatuh di kamar mandi," kata Zhang, seorang perawat dari Jiurucheng Elderly Care Service Co Ltd di wilayah Hongya di Provinsi Sichuan, China barat daya.

Keberadaan Zhang memberikan pengaruh yang signifikan bagi pria berusia 76 tahun itu, yang menderita kelumpuhan parsial dan telah bertahun-tahun tak dapat bangkit dari ranjang tanpa bantuan, sebagaimana dinyatakan Xinhua dan dikutip di Jakarta, Kamis.

"Mandi menjadi kegiatan yang semakin sulit bagi saya. Saya sangat berterima kasih atas bantuannya," tutur warga lansia bermarga Liu itu, dengan nada penuh kelegaan.

Dengan meningkatnya jumlah warga lansia, China menyaksikan kemunculan sejumlah profesi baru di sektor perawatan warga lansia yang terus berkembang. Salah satunya adalah asisten mandi warga lansia, yang baru-baru ini ditambahkan ke dalam daftar pekerjaan yang diakui secara resmi di negara tersebut.

Seperti banyak negara lain, China sedang mengalami pergeseran demografi. Hingga akhir 2023, populasi penduduk berusia 60 tahun ke atas telah mencapai 297 juta jiwa, termasuk 217 juta jiwa yang berusia 65 tahun ke atas, yang mencakup 15,4 persen dari total populasi.

Survei menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen warga lansia di China lebih memilih untuk menikmati perawatan di rumah. Guna memenuhi permintaan ini, perusahaan tempat Zhang bekerja meluncurkan departemen layanan rumahan pada Juni tahun lalu dan saat ini menangani 60 hingga 70 pesanan setiap hari.

Layanan yang ditawarkan beragam, mulai dari pengantaran makanan, perawatan pada siang hari, hingga bantuan untuk mandi, berbelanja, potong rambut, bahkan perencanaan perayaan ulang tahun untuk para warga lansia, menurut Wang Dongmei, direktur keperawatan perusahaan itu.

"Permintaannya sangat tinggi," kata Wang, seraya menambahkan bahwa jumlah perawat di departemen layanan rumahan meningkat dari tiga orang menjadi lebih dari 20 orang.

Layanan inovatif seperti pendamping medis, penilai kemampuan lansia, dan spesialis perawatan kesehatan juga semakin populer di seluruh China. Di Shanghai, salah satu kota dengan populasi warga lansia terbesar di China, Huang Li bekerja sebagai penasihat perawatan lansia di sebuah subdistrik, menyediakan konsultasi langsung dan konsultasi via telepon untuk para warga lansia.

"Pekerjaan saya mencakup mendengarkan dan menganalisis kebutuhan para warga lansia, memberikan penjelasan mengenai kebijakan perawatan, dan merekomendasikan layanan yang sesuai untuk mereka," kata Huang.

Li Honghui, seorang pejabat di biro urusan sipil Kota Changsha di China tengah, mengatakan bahwa munculnya profesi-profesi baru ini menandai tren ke arah perluasan spesialisasi di sektor perawatan lansia.

Li menekankan kebutuhan mendesak untuk menetapkan atau menyempurnakan standar untuk profesi-profesi baru tersebut karena hal ini sangat penting untuk pelatihan dan pengembangan karier para perawat.

Meskipun permintaan akan layanan perawatan warga lansia terus meningkat, China menghadapi krisis tenaga kesehatan dan perawatan sosial yang cukup signifikan. Krisis ini diperparah oleh status sosial yang rendah, pelatihan yang tidak memadai, serta pendapatan rendah yang kerap dikaitkan dengan profesi perawat.

Pada Januari, Shanghai mengidentifikasi pekerja perawatan warga lansia sebagai profesi utama yang sangat dibutuhkan. Hingga akhir 2023, pusat ekonomi di China itu memiliki 5,68 juta penduduk berusia 60 tahun ke atas, atau 37,4 persen dari total populasi yang terdaftar. Namun, dengan hanya sekitar 60.000 pekerja perawatan lansia, kota tersebut menghadapi krisis yang signifikan.

"Tenaga kerja di bidang perawatan lansia saat ini sebagian besar terdiri dari individu paruh baya dan lebih tua, dengan relatif sedikit tenaga kerja muda memasuki bidang ini," kata Wu Yushao, wakil dekan Institut Penuaan Fudan, seraya menambahkan bahwa terdapat juga kekurangan tenaga perawat dan manajer profesional di industri perawatan warga lansia.

Para ahli mendorong upaya kolaboratif untuk membantu meningkatkan keterampilan para perawat, mengintegrasikan lebih banyak mata kuliah medis ke dalam program perawatan warga lansia di lembaga pendidikan tinggi, serta meningkatkan insentif dan pengakuan sosial untuk menarik lebih banyak kaum muda ke bidang ini.

Di Provinsi Shandong, China timur, 231 lembaga pendidikan tinggi menawarkan program yang mengintegrasikan perawatan medis dan perawatan warga lansia, dengan 330.000 siswa saat ini terdaftar dalam program-program tersebut.

"Masyarakat yang menua merupakan tantangan sekaligus peluang untuk mendapatkan pekerjaan," kata Chen Qi, kepala pusat kesejahteraan sosial Distrik Tianxin di Changsha. "Hal ini telah menciptakan peluang kerja baru dan mendorong ekonomi perak."

Data menunjukkan bahwa nilai ekonomi perak China saat ini mencapai sekitar 7 triliun yuan (1 yuan = Rp2.195) dan diperkirakan akan mencapai sekitar 30 triliun yuan per 2035.


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024