Jakarta (ANTARA) - Bursa mata uang kripto terbesar di dunia, Binance telah melanjutkan operasinya untuk pengguna di India setelah tujuh bulan terhenti akibat larangan dari otoritas setempat karena dianggap beroperasi "secara ilegal" di negara tersebut.

Dikutip dari TechCrunch, Kamis, bursa ini mengumumkan bahwa mereka telah terdaftar sebagai entitas pelapor di Unit Intelijen Keuangan India (FIU), sebuah lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi transaksi keuangan.

India memblokir hampir selusin layanan bursa kripto asing, termasuk Binance, Kraken, Kucoin, dan Mexc, pada akhir tahun lalu atas rekomendasi FIU. FIU menyatakan bahwa bursa-bursa luar negeri perlu mendaftar secara lokal untuk mematuhi kerangka kerja anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme di negara tersebut.

Langkah FIU ini dilakukan setelah sejumlah bursa kripto lokal mengeluhkan kepada Kementerian Keuangan India bahwa mereka kehilangan bisnis akibat persaingan dengan bursa kripto asing yang tidak mematuhi aturan.

Situs web dan aplikasi seluler Binance kini telah kembali beroperasi di India. Binance mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepatuhan terhadap otoritas India ini menandai tonggak regulasi ke-19 bagi perusahaan tersebut.

Baca juga: Liquid Dukung Binance dengan Solusi eKYC di Jepang

Baca juga: Binance hormati dan berkolaborasi dengan regulator di seluruh dunia


"Pendaftaran kami dengan FIU-IND merupakan pencapaian penting dalam perjalanan Binance," kata CEO Binance Richard Teng dalam sebuah pernyataan.

"Memahami vitalitas dan potensi pasar VDA (Virtual Digital Assets) di India, Richard mengatakan keselarasan dengan regulasi India memungkinkan pihaknya untuk menyesuaikan layanan dengan kebutuhan pengguna di India.

"Merupakan suatu kehormatan untuk memperluas jangkauan platform canggih kami ke pasar yang berkembang pesat ini, mendukung evolusi VDA di India," ujarnya.

Meskipun India memiliki status penting sebagai negara tujuan bagi raksasa teknologi global, pasar mata uang kriptonya masih relatif kurang berkembang.

Selama lima tahun terakhir, Reserve Bank of India telah memberikan tekanan signifikan kepada bank-bank untuk menjauhkan diri dari perusahaan kripto, sementara penerapan kebijakan pajak yang ketat oleh pemerintah secara signifikan telah mengurangi antusiasme lokal terhadap aset digital.

Coinbase menghentikan pendaftaran pelanggan dari India pada tahun 2023 setelah menghadapi apa yang digambarkan sebagai tekanan informal dari bank sentral India.

Hambatan-hambatan regulasi dan fiskal ini secara efektif telah menghambat pertumbuhan ekosistem kripto di India.

Peretasan baru-baru ini di WazirX, sebuah bursa lokal yang merupakan mitra Binance yang terpisah, di mana hampir setengah dari cadangannya hilang, menjadi pukulan signifikan lainnya bagi upaya pengusaha lokal untuk mendorong lingkungan regulasi yang lebih ramah kripto di negara tersebut.

Baca juga: Binance umumkan konversi dana pemulihan dari BUSD ke kripto

Baca juga: Binance dukung investasi pada bursa mata uang kripto Korea Selatan

Baca juga: CEO Indodax imbau trader tetap tenang respon kasus Binance

Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024