Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis neurologi Siloam Hospital TB Simatupang dr. Peter Gunawan Ng Sp.N FAf Neurologie mengatakan Siloam TB Simatupang berupaya untuk menangani stroke dengan cepat mulai dari Instalasi Gawat Darurat terutama untuk stroke sumbatan.

“Kita awali dengan di mana petugas kita saat menjemput di rumah sudah dibekali pengetahuan apakah masih stroke, jadi di rumah sudah assessment, dan begitu di rumah sakit di IGD mereka sudah informasikan ke kita ke dokter yang bersangkutan bahwa ada pasien stroke akan datang ke rumah sakit,” kata Peter dalam diskusi di Siloam Hospital TB Simatupang Jakarta, Kamis.​​​​​

Prenotification ini diperlukan sehingga di rumah sakit lebih siap mulai dari kesiapan dokter, alat CT Scan hingga MRI. Saat pasien sampai di rumah sakit, satu jam pertama adalah yang paling krusial dengan hyperacute management yang sudah terlatih untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan pada pasien.

Pada pasien stroke sumbatan, tindakan trombolisis dari hyperacute management sangat penting untuk dilakukan maksimal 4,5 jam dari serangan pertama di rumah. Trombektomi juga disiapkan jika pasien didiagnosa mengalami stroke perdarahan.

Baca juga: Atrial fibrilasi miliki risiko 5 kali sebabkan serangan stroke iskemik

Baca juga: Penting lakukan latihan rutin untuk pulihkan fungsi tubuh pasca-stroke


Peter mengatakan dalam satu detik ada sekitar 32 ribu sel saraf yang rusak akibat stroke sehingga tindakan trombolisis bisa dilakukan dengan segera sejak masuk IGD hingga masuk ke CT Scan yang disebut istilah Time is Brain.

“Untuk mempersingkat waktu stroke sumbatan kita tidak mengembalikan pasien ke IGD, begitu di CT Scan bisa dilakukan langsung trombolisis atau door to needle time dari 75 menit ke 37 menit, jadi menghemat 38 menit untuk menyelamatkan jutaan sel saraf,” katanya.

Dengan kecepatan penanganan kasus stroke, favourable outcome atau sisa efek stroke seperti mulut mencong atau aktivitas yang bisa dilakukan pasien meningkat 16 persen.

Untuk perawatan pasca tindakan, Siloam TB Simatupang juga menyediakan bangsal khusus untuk perawatan intensif stroke di Stroke Unit yang berdekatan dengan bangsal perawatan jantung. Hal ini berdasarkan jumlah kasus stroke yang banyak disebabkan karena masalah jantung dan faktor risikonya seperti hipertensi, kolesterol, gangguan irama jantung dan merokok.

Peter mengatakan di Stroke Unit tidak hanya dipantau oleh dokter spesialis syaraf, namun ada berbagai disiplin lainnya seperti jantung, fisioterapi, rehabilitasi medis dan perawat khusus yang sudah dilatih untuk menangani pasien stroke yang selalu terupdate.

Dengan upaya percepatan penangan stroke ini membuat Siloam Hospital TB Simatupang mendapatkan pengakuan oleh WSO Angels Award karena memenuhi syarat terhadap berbagai regulasi, ketersediaan fasilitas yang lengkap dan kemampuan ahli medis yang memadai untuk penanganan penyakit stroke di Indonesia.

Baca juga: Modalitas komplementer bisa diterapkan saat seminggu fase akut stroke

Baca juga: Kemenkes: Tidak ada tren peningkatan penyakit jantung bawaan pada bayi

Baca juga: Remaja dengan kemampuan mental buruk berisiko stroke tiga kali lipat

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024