Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah (Kalteng) Ahmad Toyib menyampaikan empat daerah yang meliputi tiga kabupaten dan satu kota telah menetapkan status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Empat daerah ini meliputi Kotawaringin Timur, Seruyan, Kapuas dan Palangka Raya," kata Ahmad Toyib di Palangka Raya, Kamis.

Baca juga: Pemkab Kapuas Kalteng tetapkan status siaga darurat bencana karhutla

Dia memaparkan penetapan status siaga darurat untuk masing-masing kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah tersebut berbeda, karena menyesuaikan perkembangan kondisi di masing-masing wilayah.

Untuk Kotawaringin Timur (Kotim) dimulai 5 Juli sampai 2 Oktober 2024, Seruyan 19 Juli sampai 16 Oktober 2024, Kapuas 22 Juli sampai 19 Oktober 2024, serta Palangka Raya pada 6 Juli sampai 3 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Toyib menyampaikan hingga saat ini Pos Lapangan Satuan Tugas Pengendali Karhutla yang tersebar di kabupaten/kota terus melaksanakan upaya-upaya pengendalian.

"Berbagai upaya pengendalian terus personel lakukan, seperti melaksanakan patroli, sosialisasi maupun pemadaman karhutla," jelasnya.

Dia mengatakan berdasarkan peringatan dini tingkat kemudahan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan pembaharuan per 14 Agustus 2024 sampai pukul 14.00 WIB oleh Pusdalops PB, yakni Fine Fuel Moisture Code (FFMC) menunjukkan tingkat potensi kemudahan terjadinya kebakaran ditinjau dari parameter cuaca pada bahan-bahan ringan yang mudah terbakar di lapisan atas permukaan tanah.

Baca juga: Kalteng tetapkan status siaga darurat bencana karhutla

Baca juga: Kalteng tetapkan status siaga darurat karhutla

Kemudian, tingkatan kekeringan bahan ringan yang mudah terbakar ini, seperti humus, permukaan, sampah, dedaunan kering, alang-alang, dan bahan ringan lain yang biasanya menutup lantai hutan pada kedalaman 1-2 cm dalam kondisi sangat kering, dan sangat mudah terbakar.

"Oleh karenanya, kami minta agar masyarakat mewaspadai kejadian dan dampak akibat karhutla maupun cuaca ekstrem lainnya," ucapnya.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024