Jakarta (ANTARA) - Konselor laktasi dr. Yulia Muliaty mengemukakan bahwa salah satu cara agar ibu menyusui lebih termotivasi memberikan ASI eksklusif adalah dengan mempelajari manfaat yang akan didapatkan bagi diri sendiri dan juga bayinya.

“Kalau melakukan sesuatu belum punya 'strong why' (alasan yang kuat), itu akan capek. Jadi pastikan punya tujuan yang jelas, mau menyusui itu kenapa?," kata Yulia dalam diskusi daring yang digelar Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis.

Yulia menjelaskan, banyak para ibu yang merasa khawatir tidak bisa memberikan ASI eksklusif untuk anaknya. Namun apabila ibu mencari ilmunya, maka pemberian ASI juga bisa dilakukan.

"Jika punya tujuan yang jelas, walau ada tantangannya, itu akan terlalui," katanya.

Yulia memaparkan, pemberian ASI eksluysif sangat spesial untuk bayi. Sebab, ASI terbentuk secara alami dalam tubuh ibu dan dapat menyesuaikan secara otomatis dengan kebutuhan bayi.

Baca juga: Akupuntur bisa jadi pilihan untuk memperlancar ASI

Dengan demikian, bayi bisa mendapatkan anti alergi, anti virus dan anti bakteri. Bahkan ASI juga bisa menurunkan risiko diabetes hingga bisa menjadi obat demam dan kanker.

Tak hanya itu, ibu yang memberikan ASI eksklusif juga bisa mendapatkan berbagai manfaat bagi dirinya sendiri. Salah satunya, mental ibu menyusui bisa lebih stabil.

Sebab, menurut dia, saat mengeluarkan ASI, otak juga akan memproduksi hormon oksitosin dan endorfin sehingga ibu akan merasa lebih rileks dan bahagia.

Menyusui juga bisa mengurangi risiko pendarahan pada ibu. Rahim juga bisa kembali lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.

Kemudian, kata Yulia, ternyata pada saat ibu menyusui, kegiatan ini sama dengan ibu melakukan olahraga berdurasi 30-45 menit. Dengan demikian, berat badan ibu menyusui bisa cepat turun.

"Yang jadi masalah, ibunya itu suka kalap. Karena merasa lapar terus. Makanya jadi gemuk. Ibu-ibu sering lupa kalau mereka sebenarnya bukan lapar tapi hanya haus," kata Yulia.

Baca juga: Dukungan konselor laktasi perlu disediakan di tempat kerja

Yulia mengatakan, menyusui juga bisa menurunkan risiko darah tinggi, radang sendi, bahkan kanker rahim dan kanker payudara pada ibu.

Karena itu, Yulia mengimbau agar para ibu dapat berupaya maksimal untuk memberikan ASI pada buah hatinya. Baginya, tak ada alasan untuk tak menyusui bayi.

"Sebab, baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja sama-sama memiliki tantangan dalam menyusui," katanya.

Yulia berpesan agar para ibu tak berfokus pada “bagaimana bisa memberikan ASI eksklusif”. Apabila memiliki keinginan dan tujuan yang jelas, maka para ibu pun diyakini bisa memberikan ASI eksklusif pada anaknya.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024