Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Said Jauhari saat dihubungi via telepon di Bengkulu, Kamis, menerangkan harimau yang terekam di kamera warga tersebut berada di habitat aslinya, tepatnya di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ketahun dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) Air Urai Serangai.
"Ternyata harimau sumatra itu ada di kawasan hutan HPT Air Ketahun dan HPK Air Urai Serangai dan harimau tersebut masih berada di habitatnya," ujar dia.
Pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap pergerakan harimau untuk memastikan bahwa hewan tersebut tetap berada di habitatnya serta tidak menimbulkan ancaman bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: KLHK: Global Tiger Day momentum jaga spesies harimau Sumatra
Pihaknya juga meminta masyarakat tidak mengambil tindakan sendiri jika bertemu atau melihat harimau sehingga dapat membahayakan diri mereka dan satwa liar.
Selain itu, meminta warga yang tinggal di dalam HPT Air Ketahun dan HPK Air Urai Serangai dapat berbagi ruang dengan satwa liar yang berada di dalam kawasan hutan tersebut.
"Dalam HPT Air Ketahun dan HPK Air Urai Serangai yang merupakan hutan negara sudah berubah menjadi perkampungan dan kebun masyarakat. Harus bisa berbagi ruang dengan satwa liar yg ada di dalam hutan. Tidak saling mengganggu antara manusia dan satwa liar," kata Said.
Dengan dilakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan keselamatan masyarakat yang terjaga dan keberlangsungan hidup harimau sumatra di habitat aslinya tidak terancam.
Ia juga meminta masyarakat berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari di sekitar hutan dan jika pergi ke kebun untuk tidak sendirian, minimal berkelompok lima orang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Harimau sumatra menjadi salah satu hewan yang dilindungi dan populasinya semakin berkurang, bahkan saat ini jumlah populasinya hanya mencapai puluhan ekor.
Baca juga: Sumatra Wide Tiger Survey bantu pemerintah ambil tindakan konservasi
Baca juga: BKSDA berhasil selamatkan 21 ekor Harimau Sumatra sepanjang 2024
Baca juga: BKSDA: Harimau Sumatra di Agam mati akibat trakea pecah fraktur
Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024